Ancaman China Semakin Menjadi-jadi, Taiwan Perpanjang Wajib Militer jadi 1 tahun



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Tsai Ing-wen mengumumkan, Taiwan akan memperpanjang wajib militer dari empat bulan menjadi satu tahun.

Mengutip BBC, keputusan tersebut diambil di tengah meningkatnya ketegangan dengan China, yang mengklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai wilayahnya.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Selasa (27/12/2022), Presiden Tsai mengumumkan rencana baru untuk memperkuat pertahanan Taiwan jika terjadi serangan dari Beijing.


"Perdamaian tidak akan jatuh dari langit... Taiwan berada di garis depan ekspansi otoriter," katanya.

Presiden Tsai mengatakan wajib militer juga akan menjalani pelatihan yang lebih intensif, dengan meminjam beberapa elemen dari AS dan militer maju lainnya. 

Dia menambahkan bahwa sistem pertahanan pulau itu saat ini tidak memadai untuk mengatasi agresi dari China, yang memiliki salah satu militer terbesar dan tercanggih di dunia.

Tentara Taiwan telah menyusut sejak awal 1990-an ketika semua pria berusia di atas 18 tahun diharuskan untuk bertugas di militer hingga tiga tahun. 

Selama beberapa dekade berikutnya, layanan dipersingkat menjadi satu tahun dan 10 bulan sebelum dikurangi lagi menjadi empat bulan. Aturan baru mulai berlaku pada Januari 2024 - bulan yang sama Taiwan akan memilih presiden berikutnya.

Baca Juga: Libatkan 71 Pesawat, Taiwan Melaporkan Intimidasi Terbesar China ke Zona Udaranya

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi sebagai presiden, sebagai kepala pasukan militer, adalah tugas saya yang tidak dapat dihindari untuk membela kepentingan nasional dan cara hidup demokrasi kita," kata Presiden Tsai.

Dia menegaskan, "Tidak ada yang menginginkan perang, orang Taiwan dan Taiwan adalah sama, dan komunitas internasional juga sama," katanya.

Tsai juga menambahkan bahwa agresi militer China menjadi semakin jelas setelah latihan perangnya di bulan Agustus.

Ketegangan antara Taipei dan Beijing semakin memanas pada Agustus 2022 setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

Beijing menanggapi dengan mengadakan latihan militer terbesarnya di laut sekitar Taiwan. Taipei menyebut latihan itu sebagai aksi yang "sangat provokatif".

Baca Juga: Semakin Tegang, China Gelar Latihan Serangan di Sekitar Taiwan

Pada bulan Oktober, Presiden China Xi Jinping menegaskan pihaknya tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk bersatu dengan Taiwan dalam pidato pembukaannya di Kongres Partai Komunis di Beijing. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie