Anies mencemaskan kondisi Jakarta, ini pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencemaskan kondisi Ibu Kota Jakarta. Alasannya, tingkat penularan Covid-19 di Jakarta semakin meningkat. 

Menurut Anies, peningkatan angka penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Anies mengklaim, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing lima kali lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan badan kesehatan dunia (WHO). Dari testing yang dilakukan itu, maka penambahan kasus harian juga semakin meningkat.

"Di Indonesia hanya ada dua provinsi yang (jumlah testing) melampaui angka WHO, yakni Jakarta dan Sumatera Barat. Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terkahir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus, artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," kata Anies dikutip dari video KompasTV, Kamis (3/9/2020). 


Oleh karena itu, Anies mengimbau warga disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan. Sementara itu, Pemprov DKI sebagai pemangku kebijakan akan mengerjakan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan). 

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta batasi jam kerja PNS dan berlakukan sif, ini penjelasannya

"Maka PR kita adalah menggalakkan yang 3M, karena yang 3T sudah dikerjakan ini. Jakarta sudah mengerjakan 3T, sekarang mari kita pastikan masyarakat mengerjakan 3M," ucap Anies. 

Penambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta kembali mencatat angka tertinggi per Kamis kemarin, yakni 1.406 orang. Sehingga jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 43.709 orang.

Baca Juga: Jakarta tambah 11 rumah sakit rujukan Covid-19 yang dikelola swasta, militer & BUMN

Sebanyak 32.424 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,2%. Lalu, 1.253 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,9 persen. Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota adalah 10.032 orang, artinya mereka masih menjalani perawatan atau isolasi. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie