ANTAM bangun pabrik feronikel keempat



JAKARTA. PT Aneka Tambang (ANTAM) segera membangun pabrik Feronikel di Halmahera Timur. Pabrik ini merupakan pabrik keempat yang dibangun ANTAM sejak pabrik pertama yang dibangun pada 1973.

Pabrik ini, nantinya akan dibangun oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bersama dengan Kawasaki Heavy Industries (KHI) dengan nilai investasi sebesar Rp 3,42 triliun yang berasal dari dana PNM (Penyertaan Modal Pemerintah). Dua perusahaan ini sudah menjadi langganan pembuatan pabrik Feronikal.

Dua perusahaan ini nantinya akan mengerjakan Engineering, Procurement and Construction (EPC) trunkey proyek pembangunan pabrik Feronikal Halmahera Timur (P3FH) tahap satu berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.


Direktur Utama ANTAM, Tedy Badrujaman mengatakan, pembangunan pabrik ini adalah awal dari pembangunan jangka panjang. Emiten berkode ANTM ini menargetkan akan membangun dua pabrik Feronikel lagi, supaya kapasitasnya menjadi 40.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

"Setelah ditandatangani, kami akan mencari dana lagi untuk pembangunan pabrik yang kedua dan ketiga. Pase berikutnya kami akan bangun lagi sampai kami bisa membangun industri dasar logam stainless steel," ujar Tedy saat penandatanganan Kontrak dengan WKIA-KHI, Rabu (21/12).

Tedy belum bisa memastikan pendanaan pembangunan pabrik untuk yang kedua dan ketiga akan datang dari mana. Yang pasti, menurutnya, dana itu tidak akan datang dari PNM lagi. Dia akan mengupayakan pabrik itu didanai dari investasi baik dari kontraktor maupun yang lainnya.

Rencananya pabrik ini akan dikerjakan selama 28 bulan atau sampai 2019 mendatang. Dia juga mengatakan jika pembangunannya lancar pembangunan pabrik Feronikel ini akan rampung hingga 2018. Namun kendalanya daerah Buli merupakan daerah baru dan belum terjamah

Menurutnya, pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi perseroan untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel melalui kegiatan pengolahan. Selain itu pembangunan ini juga akan memberikan multiplier effect yang cukup besar terutama untuk pembangunan di wilayah timur.

Pabrik Feronikel ini nantinya akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yang mencakup Rotary Dryer berkapasitas 170 ton per jam, Rotary Klin kapasitas 165 ton per jam, Electric Smelting Furnance berkapasitas 60 MW serta peralatan penunjang lainnya.

Pembangunan pabrik ini belum termasuk dengan power plant. Rencananya power plant akan dibangun secara terpisah yang akan dilakukan bersama PT Pertamina, PTBA dan ANTAM. "Kita akan membangun bersama BUMN lainnya," ungkapnya.

Editor: Yudho Winarto