Antara suplai, permintaan dan harga sneakers Yeezy, ini tips beli Yeezy yang langka



KONTAN.CO.ID -DETROIT. Berburu sneakers atau sepatu kets idaman identik dengan kebrutalan, baik di pasar primer maupun pasar sekunder. Para pemburu sepatu kets rela mengantre, berdesakan untuk mendapatkan sneakers idaman mereka.

Saking brutalnya, banyak dari pemburu sepatu kets atau sneakers merasa tak aman sampai mereka benar-benar di rumah. Perburuan sepatu kets dilakukan lantaran harga sneakers bisa melonjak tajam di pasar sekunder. 

Sampul  Sport edisi 14 Mei 1990an nampaknya menjadi gambaran slogan bagi pencinta sepatu kets yakni: Your Sneakers or Your Life. Sampul  majalah Sports  itu mampu menggambarkan kebrutalan  penggemar sneaker atau sepatu kets dalam mendapatkan sneakers


Tahun 1990-an, majalah dan surat kabar banyak menampilkan kisah-kisah menakutkan tentang kekerasan yang disebabkan oleh para pengemar sneaker saat berebut sepatu sneakers. Dan ini merujuk kepada sneakers atau sepatu kets Jordans - sneakers pertama yang menciptakan pasar sekunder.

Baca Juga: Inilah sneakers Air Jordan baru tahun 2020 yang diprediksi cuan

Hanya,  seiring waktu, semakin banyak sepatu kets atau sneakers yang  menjadi terkenal saat kemunculan atau rilis sneakers terbaru, penggemar tetap berjejalan, menunjukkan kebruralan brutal.  Seperti: Nike SB Dunks, Foamposites, dan kemudian pada akhir 2000-an, Nike Air Yeezys. 

Apalagi, saat penyanyi Kanye West bekerjasama berdengan Nike, strategi pemasaran sneakers  Air Yeezy dibuat sangat terbatas. Efeknya, setiap rilis sneakers atau sepatu kets itu di tangan penjual langsung  alias di pasar eceran, harga jual sepatu kets ini melambung,  tak tersentuh.

Penggemar sneakers  akan melakukan apa pun untuk mendapatkan sepasang sepatu kets tersebut. 

Di tengah  pasar sneakers yang kini sangat mudah diakses, membeli sepatu kets yang sangat didambakan biasanya dikenakan biaya. Pelanggan tidak hanya khawatir tentang jumlah terbatas dan harga eceran sepatu kets yang tinggi, tetapi juga keamanan fisik mereka ketika kembali ke rumah dengan pembelian mereka.

Ketika Kanye meninggalkan Swoosh untuk bergabung dengan Adidas tahun 2014, Kanye menjelaskan bahwa dia ingin meninggalkan stigma sepatu kets Yeezy yang mustahil dibeli di masa lalu. 

Tahun  2015, Kanye mengumumkan bahwa era rilis sneakers Yeezy On Air dengan Ryan Seacrest  yang sangat terbatas akan segera berakhir. Tentu saja, tidak ada yang mau mempercayainya karena sepatu kets atau sneakers Yeezys identik dengan kelangkaan.

Setidaknya ada dua penjelasan mengapa Kanye memutuskan untuk menambah pasokan sneakers Yeezy. Kanye benar-benar peduli dengan aksesibilitas: memproduksi jutaan sepatu kets akan mendemokratisasikan akses, memberi lebih banyak penggemar kesempatan untuk membeli sneakers Yeezy dengan harga lebih murah baik ditingkat eceran maupun  dijual kembali, dan meminimalkan kekerasan yang terkait dengan rilis besar. 

Teori  yang lebih ekonomis adalah bahwa setiap dollar yang dibuat oleh reseller atas kenaikan harga sneakers  Yeezys adalah satu dollar yang kehilangan Kanye sendiri. Semakin banyak persediaan Yeezy berarti lebih banyak uang di saku Kanye dan mereknya yang bernilai miliaran dolar.

Jadi, pada tahun 2015, untuk meningkatkan pasokan sneakers Yeezy, Kanye menciptakan Yeezy Supply: platform e-commerce yang menjadi kanal penjualan alternatif bagi penggemar sneakers Yeezy untuk mendapatkan langsung merek Yeezy. 

Restocks sepatu kets dalam  situs Yeezy Supply  menjadi saluran utama untuk mengirimkan pasokan baru sneakers Yeezys yang ada ke pasar.  Dan saat pasokan naik atau banyak, harga akan turun.

Namun seberapa banyak penurunan  harga sneakers  dengan bertambahnya pasokan? 

Editor: Titis Nurdiana