Apa kabar Bandara Kediri yang dibangun Gudang Garam?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apa kabar proyek pembangunan Bandar Udara (Bandara) Dhoho Kediri? Pada Senin (26/04/2021), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meninjau proyek tersebut. 

Proyek Bandara Kediri yang dibangun PT Gudang Garam ini merupakan proyek prioritas pemerintah. Berdasarkan penjelasan dari PT Gudang Garam sebagai investor pada pembangunan Bandara Kediri, proses pembangunan di bandara saat ini sudah memasuki tahap penyiapan lahan. 

Luhut pun buka suara mengenai hal ini, setelah mendapatkan pemaparan dari sejumlah pihak terkait. 


“Saya lihat pembangunan Bandara Kediri sudah mengalami banyak kemajuan. Bupati Kediri sudah melaporkan progress pembangunan, jalan sudah dibuat, sebagian lahan juga telah dibuka,” kata Luhut, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (27/4/2021). 

Baca Juga: Luhut Panjaitan berharap pembangunan Bandara Kediri rampung pertengahan 2023

Dalam tinjauannya kali ini, Luhut memang didampingi oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Direksi PT Gudang Garam Istata Aswin Sidarta beserta perwakilan dari PT Surya Dhoho Investama (SDHI). 

Bandara Kediri memiliki luas 317 hektar, dan melintasi beberapa desa di sekitarnya. Bandara ini akan menjadi harapan besar bagi wilayah Kediri dan sekitarnya sebagai gerbang alternatif untuk masuk ke Jawa Timur. Mobilitas warga di desa sekitar bandara juga diharapkan meningkat. 

“Bandara ini direncanakan menjadi bandara internasional, sehingga pusat untuk haji dan umrah dapat dibagi ke dua bandara, tidak hanya bandara di Surabaya,” jelas Luhut terkait rencana ke depan. 

Baca Juga: Bangun bandara Kediri, Gudang Garam (GGRM) tambah modal Rp 1 triliun ke Surya Dhoho

Ia juga menambahkan bandara ini juga menjadi cara untuk meningkatkan komunikasi bagi wilayah selatan di Jawa Timur. 

“Saya harap proyek ini dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kehidupan masyarakat, dan selesai tepat waktu pada pertengahan tahun 2023,” tandas Luhut.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie