Apindo desak pemerintah batasi produk impor yang diperdagangkan lewat e-commerce



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memandang bahwa tantangan terbesar untuk Indonesia saat ini salah satunya adalah membanjirnya produk luar negeri yang masuk melalui e-commerce.

Menurut Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Ida Nuryati, dalam transaksi di e-commerce tersebut hanya ada 6% - 7% produk lokal yang terjual. Selebihnya adalah produk dari luar negeri.

Baca Juga: Ini strategi pemerintah menutup defisit anggaran lewat SUN pada 2020


Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memandang perlunya Indonesia membangun batasan agar tidak terjadi banjir produk luar negeri yang nantinya bisa melemahkan produk dalam negeri.

Hal ini bisa diantisipasi dengan penetapan tarif bea masuk dari pemerintah. Hariyadi melihat bahwa usaha ini sudah dijalankan oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Kedua, Hariyadi meminta agar pemerintah lebih merangkul e-commerce lokal dan mengontrol kepemilikan asing agar jangan sampai menjadi mayoritas.

Ketiga, terkait dengan industri usaha kecil dan menengah (UKM). Pemerintah diharapkan bisa lebih memacu industri UKM agar nantinya bisa bersaing dengan produk dalam negeri. UKM ini juga harus diberi strategi tersendiri agar bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri.

Baca Juga: Bakal melantai di bursa, Tokopedia buka peluang investor ritel jadi pemegang saham

"Dipantau juga, pokoknya jangan sampai UKM ini membuat barang tapi barang yang tidak laku. Oleh karena itu harus ada updating produk juga," ujar Hariyadi kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).

Editor: Noverius Laoli