AS tenggelam dalam ketidakpastian: Investasi melambat, laba perusahaan tergerus



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pelaku industri di Amerika Serikat banyak yang mengeluh. Mulai dari pabrik denim di pedesaan Georgia hingga produsen loudspeaker St. Paul, Minneapolis. Semua mengomel tentang kapan ketidakpastian perang dagang yang dipicu Presiden Donald Trump akan berakhir. Pasalnya, kondisi ini membuat bingung banyak pelaku bisnis AS.

Bulan ini saja, Trump mengumumkan tarif impor baja dan aluminium AS yang lebih tinggi dari Argentina dan Brasil; mengancam kenaikan tarif 100% atas keju Prancis, sampanye, dan barang-barang lainnya senilai US$ 2,4 miliar; dan berjanji untuk menaikkan tarif lebih lanjut untuk produk Uni Eropa lainnya atas subsidi pesawat.

Baca Juga: Wall Sreet dibuka mixed di tengah kabar baik penundaan tarif impor oleh Amerika


Sementara itu, kemajuan dalam pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan 17 bulan dengan China masih belum jelas. Di sisi lain, kesepakatan perdagangan yang sudah ditandatangani dengan Meksiko dan Kanada masih menunggu ratifikasi oleh Kongres AS.

“Kita tenggelam dalam ketidakpastian. Permainan tebak-tebakan ini adalah investasi yang mengerikan, menunda rencana perekrutan karyawan, dan menabur kekacauan sumber di seluruh industri kami,” kata Steve Lamar, wakil presiden eksekutif American Apparel & Footwear Association, yang para anggotanya sangat terpukul oleh tarif impor Tiongkok.

Baca Juga: Impor Kedelai AS ke China Melonjak Akibat Rencana Keringanan Tarif

Trump mengatakan China akan membayar tarif yang lebih tinggi. Tetapi sebuah penelitian oleh Federal Reserve New York menemukan bahwa warga Amerika sendiri yang merasakan sebagian besar rasa sakit. Tarif Hurt the Heartland, aksi kampanye yang terdiri dari lebih dari 150 kelompok perdagangan di AS yang menentang tarif, mengatakan konsumen dan bisnis AS membayar ekstra US$ 42 miliar akibat tarif sejak perang perdagangan dimulai.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie