Aspermigas: Anjloknya harga minyak akan timbulkan respons beragam pebisnis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak dunia di tengah pandemi Corona cukup memukul industri minyak dan gas (migas) di Indonesia, terutama di sektor hulu.

Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Aspermigas) pun menilai akan ada sejumlah respons yang diambil para pelaku usaha hulu migas di Indonesia dalam menyikapi penurunan harga minyak akibat malapetaka virus Corona.

Salah satunya, perusahaan migas multinasional atau International Oil Company (IOC) umumnya menganggap bahwa Indonesia tidak lagi kompetitif dalam menarik investasi di hulu migas bila berkaca pada kondisi terkini.


Baca Juga: Harga minyak turun dalam, perusahaan migas asing mungkin akan tunda proyek hulu

Tambahan lagi, publik internasional menuntut IOC supaya memberi perhatian lebih besar terhadap aspek dampak lingkungan.

IOC diharapkan dapat meningkatkan investasi yang difokuskan kepada pembuatan bahan bakar cair dan gas serta pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan.

Sementara itu, di tengah kondisi seperti sekarang, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor hulu migas tetap harus meneruskan program kerja yang sudah dirancang sembari meningkatkan efisiensi biaya.

“Tujuannya supaya para pelaku di sektor penyediaan barang dan jasa migas nasional tetap bergiat,” ungkap Ketua Umum Aspermigas John Karamoy dalam paparan yang diterima Kontan, Senin (27/4).

Perusahaan BUMN migas ini umumnya menguasai wilayah kerja yang berukuran besar, namun dengan produksi minyak bumi yang cenderung rencah per kilometer persegi wilayah kerja.

Aspermigas menilai, program kerja jangka panjang mesti difokuskan untuk mencari cadangan migas baru dan meningkatkan faktor pengurasan dari cadangan yang sudah ada.

Editor: Yudho Winarto