Asuransi properti dan kendaraan bermotor masih mendominasi premi asuransi umum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi saat ini dan prediksi pertumbuhan ke depan, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimis bahwa kinerja industri asuransi umum tumbuh di akhir tahun 2021, dan di tahun depan akan mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun ini.

Wakil Ketua AAUI Bidang Information and Applied Technology, Dody Dalimunthe menjelaskan, beberapa hal yang mendorong optimisme tersebut adalah, vaksinasi covid-19 yang telah berjalan dengan baik, dimana lebih 30% dari target pemerintah telah divaksin dosis 2, dan lebih 50% dari target pemerintah telah divaksin dosis 1. 

"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sadar dan mendukung upaya pemerintah untuk menekan penyebaran covid-19," kata Dody kepada kontan.co.id, Selasa (23/11).


Selain itu, kondisi di banyak daerah adalah PPKM level 1, dimana aktifitas usaha berjalan dengan baik dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. 

Baca Juga: Fuse gandeng dengan Sinarmas Hana Finance hadirkan pembiayaan multiguna

Hal lain yang mendorong bangkitnya daya beli masyarakat yaitu, kegiatan usaha mulai berjalan dengan baik, dimana risiko akan tetap ada, sehingga mendorong pelaku usaha untuk melakukan mitigasi risiko dengan membeli produk asuransi, dan masyarakat mulai sadar akan risiko, terutama risiko sakit, sehingga produk asuransi kesehatan banyak dicari dan dibeli oleh masyarakat.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan kuartal III/2021, premi bruto industri asuransi umum tercatat mencapai 48,91 triliun. Realisasi ini tumbuh 3,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 47,34 triliun.

Menurut Dody, di tahun 2022, produk asuransi yang masih dominan menjadi kontributor premi asuransi nasional adalah asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor, karena kedua produk asuransi ini meng-cover obyek pertanggungan yang dimiliki oleh hampir semua penduduk.

"Tantangan bagi perusahaan asuransi adalah mengemas produk-produk tersebut agar menambahkan fitur-fitur manfaat yang inovatif sesuai dengan kebutuhan Tertanggung," ujar Dody.

Selain itu, kata Dody, beberapa produk asuransi individu juga akan berpotensi muncul yang pemasarannya menggunakan distribusi teknologi (online). Hal ini sejalan dengan tuntutan tertanggung dan masyarakat yang menginginkan akses yang mudah, cepat dan murah.

Baca Juga: Super You by Sequis Online luncurkan Sequis Super Easy Health

"Untuk menjawab tantangan ke depan, maka perusahaan asuransi harus dapat berinovasi dengan baik dan mengimplementasikan teknologi digital dalam literasi ke masyarakat," katanya.

Sementara itu, PT KSK Insurance Indonesia memproyeksikan akan mengalami pertumbuhan premi sekitar 20% sampai 25%. Direktur Finance PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja menjelaskan, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2022 sekitar 5,2% hingga 5,5%, maka industri asuransi umum juga diproyeksikan bisa tumbuh di kisaran 9% hingga 11%.

Suharjo memperkirakan asuransi kredit masih menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan di 2022 dengan proyeksi pertumbuhan 20%-25%. Selain uty, asuransi properti juga diproyeksikan tumbuh 7,3%-9%, sedangkan untuk asuransi kecelakaan dan kesehatan diproyeksikan tumbuh 5,8%-8%.

Editor: Tendi Mahadi