AUM reksadana ETF kian tumbuh subur, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana Exchange Traded Fund (ETF) semakin diminati oleh investor. Hal ini diindikasikan oleh kenaikan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana ETF dalam beberapa waktu terakhir.

Merujuk data Infovesta Utama, AUM reksadana ETF pada November mencapai Rp 15,55 triliun atau naik 9,89% dibanding bulan sebelumnya. Jumlah tersebut juga merupakan yang tertinggi pada tahun ini.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengungkapkan meningkatnya minat terhadap reksadana ETF memang sedang terjadi secara global maupun domestik dalam sedekade terakhir. Dengan berkembangnya minat investor, pada akhirnya Manajer Investasi pun menyiapkan produk reksadana ETF untuk memenuhi minat tersebut.


Baca Juga: Banyak produk jatuh tempo tak diganti, jumlah reksadana terproteksi tahun ini turun

“Pada akhirnya, ETF yang umumnya menggunakan strategi pasif pun mendapatkan inflow yang terus meningkat. Sesuai sifatnya yang berisikan saham konstituen indeks, kinerjanya pada tahun ini pun mengekor indeks yang jadi rujukan,” kata Farash kepada Kontan.co.id, Kamis (10/12).

Sebagai gambaran, Indeks LQ45 dan indeks IDX30 merupakan dua indeks yang sering dijadikan indeks acuan produk reksadana ETF di Indonesia. Indeks LQ45 secara year to date membukukan kinerja -7,84%, sedangkan IDX30 membukukan kinerja -8,64%.

Jika mengacu dari sisi kinerja, Farash mengatakan bahwa reksadana ETF obligasi justru memiliki kinerja yang lebih baik. Ia memperkirakan, kinerja ETF obligasi pada tahun ini akan berkisar 10,8%. 

Farash bilang, untuk saat ini, ETF saham dari sisi valuasi dinilai sudah mulai mendekati normal kembali. Dus, prospek imbal hasilnya dalam jangka panjang sudah kembali ke arah 10-12% per tahun. Menurutnya, saat ini masih menjadi momen yang tepat bagi investor untuk membeli ETF saham.

Baca Juga: Naik Rp 18 triliun pada November, AUM industri reksadana menyentuh Rp 532 triliun

“Tahun depan saham dan obligasi akan memiliki prospek kinerja yang positif. Namun saham berpotensi memiliki capital gain lebih tinggi dibandingkan obligasi dalam jangka panjang. Jadi investor bisa mulai mengoleksi reksadana ETF sebagai salah satu instrumen investasi,” tambah Farash.

Editor: Tendi Mahadi