Bagaimana nasib IHSG di kuartal II-2020? Begini prediksi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 10,72%. Penguatan selama sepekan ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan IHSG yang menunjukkan tren menurun sejak awal tahun. Asal tahu saja, IHSG sudah terkoreksi hingga 27,84% secara year to date ke level 4.545,57. 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penguatan yang terjadi selama sepekan terakhir tidak akan bertahan lama. Penguatan yang terjadi pekan ini hanya sesaat sebagai respon atas indikasi awal persetujuan Senat Amerika Serikat (AS) meloloskan paket stimulus Covid-19 senilai US$ 2 triliun. 

Stimulus tersebut akan memberikan pinjaman dana darurat kepada usaha kecil, keringanan pajak bisnis, tunjangan pengangguran yang diperluas. Selain itu menghijaunya pasar juga dipicu oleh quantitative easing (QE) yang digelontorkan The Federal Reserve. 


Baca Juga: Menguat akhir pekan lalu, begini prediksi pergerakan IHSG besok

"Tapi setelahnya, pasar akan masuk kondisi real di lapangan yaitu kasus COVID-19 di Amerika saat ini nomor satu di dunia dan jumlahnya terus naik," Kata Hans Kwee ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (28/3). 

Menurutnya, kasus Covid-19 di Amerika yang tinggi menjadi perhatian investor sehingga IHSG masih berpotensi terkoreksi ke depan. 

Walaupun IHSG diproyeksi menunjukkan tren penurunan di kuartal II, meski koreksi IHSG cenderung lebih terbatas. Hal ini didorong sentimen positif dari China yang tadinya mengalami masa kritis akibat COVID-19 sudah berhasil pulih. 

Sementara itu, Italia diprediksi akan melewatinya dalam beberapa minggu ke depan.

Dari dalam negeri, aksi buyback oleh emiten diperkirakan akan lebih efektif. Jika harga saham masih menurun karena kondisi pasar, maka akan lebih banyak emiten yang merealisasikan buyback. 

Editor: Herlina Kartika Dewi