KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Senin (23/03), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,9% menjadi 3.989. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 36,7 miliar. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi pelemahan masih akan berlanjut. "Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 3.833 -4.131," tulisnya dalam riset harian yang diterima Kontan, Selasa (23/3).
Baca Juga: Waspada, Krisis Ekonomi Sudah di Depan Mata Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa kejadian berikut:
Pertama, The Fed akan bertindak segera sementara kongres masih berdebat untuk memberikan paket stimulus senilai US$ 2 triliun. Apabila kongres terlalu lama untuk memutuskan kebijakan fiskal, maka The Fed tampaknya akan memutuskan untuk masuk ke dalam sektor riil. Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mereka akan mendukung pasar keuangan dengan menjaga kredit dapat mengalir dengan menawarkannya kepada perusahaan perusahaan di Amerika. The Fed akan membeli obligasi Treasury dan Sekuritas yang akan mendukung hipotek dalam jumlah tak terbatas untuk menjaga biaya pinjaman untuk tetap berada di level terendah dan memastikan bahwa pasar tetap berfungsi dengan baik. Sementara itu usaha The Fed menurunkan tingkat suku bunga saat ini kurang efektif untuk menstimulus perekonomian melalui kredit, karena banyak orang yang diminta untuk berada dirumah, sehingga tidak ada yang dapat menjalankan bisnis.
Kedua, setelah India, kali ini giliran Inggris yang melakukan
lockdown terkait dengan situasi dan kondisi darurat saat ini.
Baca Juga: Cetak Rekor Baru, Harga Emas Antam Menuju Rp 900.000 Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa dirinya akan melakukan pembatasan paling dramatis sepanjang sejarah dan akan mulai melakukan sweeping terkait dengan aktivitas masyarakat di sana. Saat ini Johnson terus meyakinkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan berhenti untuk bersosialisasi, karena hal tersebut yang akan menyelamatkan mereka untuk saat ini. Sejauh ini Inggris telah menyiapkan paket darurat berupa pinjaman dan hibah sebesar 350 miliar pound atau US$ 405 miliar untuk bisnis yang menghadapi goncangan dan jumlah uang tunai yang tidak terbatas untuk mendukung gaji para pekerja.
Editor: Yudho Winarto