Bakal turun, The Fed tetap proyeksi inflasi AS di level 2%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan inflasi Amerika Serikat (AS) yang terjadi di awal tahun ini diproyeksi hanya sementara. Federal Reserve pun tetap mempertahankan target inflasi AS di level 2%.

Proyeksi inflasi sebesar 2% akan tercapai jika keseimbangan antara pasokan dan permintaan terjadi. Mengingat lonjakan inflasi di Negeri Paman Sam yang kini terjadi disebabkan oleh keterbatasan pasokan. 

"Inflasi telah meningkat terutama dalam beberapa bulan terakhir sebagai efek keterbatasan pasokan untuk sementara. Inflasi diperkirakan akan turun kembali ke target jangka panjang kami," kata Gubernur The Fed Jerome Powell seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/6). 


Pernyataan Powell sama dengan konferensi pers yang dilakukan bank sentral AS itu pada Rabu (16/6) lalu. namun, hingga hari ini, investor masih cemas terhadap perkembangan pasar. 

Baca Juga: Harga tembaga naik karena dolar melemah menjelang pidato Gubernur The Fed

Pelaku pasar tengah menanti pertemuan lanjutan The Fed untuk mengetahui proyeksi pertumbuhan ekonomi serta kebijakan moneter selanjutnya yang akan dilakukan bank sentral untuk hadapi dampak pandemi Covid-19. 

Minggu lalu, pejabat The Fed mengejutkan pasar dengan pernyataannya terkait kenaikan suku bunga yang saat ini mendekati nol persen. Selain itu, muncul pembahasan mengenai kapan waktu yang tepat bagi The Fed untuk mengurangi pembelian aset senilai US$ 120 miliar. 

Sebanyak 13 orang dari 18 pejabat The Fed memperkirakan, satu kali kenaikan suku bunga akan terjadi di kuartal terakhir tahun 2023. Belasan pejabat melihat setidaknya ada potensi kenaikan suku bunga pada akhir tahun tersebut. 

Sinyal The Fed tentang kewaspadaan inflasi berdampak langsung pada pasar keuangan, kenaikan suku bunga jangka pendek dan meratakan imbal hasil jangka panjang. Dengan begitu mempersempit selisih antara imbal hasil obligasi AS tenor lima tahun dan 30 tahun.

Editor: Anna Suci Perwitasari