Banjir omnibus law, ekonom Indef ingatkan pemerintah agar tidak salah fokus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin banyak Rancangan Undang-Undang (RUU) dalam bentuk omnibus law yang dicanangkan pemerintah saat ini. Di sektor ekonomi, setidaknya ada Omnibus Law Perpajakan, Cipta Lapangan Kerja, dan Sektor Keuangan yang ada dalam antrean pembahasan. 

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, pemerintah mestinya betul-betul mempersiapkan rancangan sistem fundamental perekonomian yang dituju secara komprehensif sejak awal.

Baca Juga: Akan terbit pertengahan 2020, praktisi hukum harap UU ibu kota negara ikuti prosedur


Banyaknya rancangan  omnibus law yang dikejar seperti saat ini hanya berpotensi menimbulkan kesemrawutan baru dalam tata regulasi ekonomi Indonesia. 

“Apakah  omnibus law sesederhana itu sehingga dikejar dalam waktu tiga bulan seperti ini seolah-olah hanya sekadar tambal sulam dan mengharmonisasikan persoalan-persoalan krusial perekonomian yang selama ini muncul? Harusnya  masterplan- nya dibuat dulu sehingga tentu aturan teknis dan operasionalnya tinggal menurunkan dari situ,” tutur Enny saat dihubungi, Rabu (22/1). 

Baca Juga: Bappenas targetkan UU Ibukota Negara diterbitkan pertengahan 2020

Enny juga memperingatkan agar pemerintah jangan kehilangan fokus lantaran terlalu banyak rancangan  omnibus law yang ‘kejar tayang’. Padahal, proses pembuatan  omnibus law secara hukum memerlukan proses panjang dan dampaknya saat sudah terimplementasi pun memakan waktu yang tidak sebentar. 

“Sementara ada persoalan-persoalan ekonomi lain yang juga penting untuk diperhatikan terutama di tengah ketidakpastian global dan ancaman krisis ekonomi seperti ini. Jangan sampai yang di depan mata tidak kita selesaikan, sedang kita mengejar omnibus law yang masih jauh ini,” lanjutnya. 

Editor: Noverius Laoli