KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah kini tengah menjadi sorotan lantaran beredar kabar di pasar tentang upaya penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk oleh tiga bank BUMN. Ketiga bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI, anggota indeks
Kompas100), PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI, anggota indeks
Kompas100) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI, anggota indeks
Kompas100). Nah, menurut rumor yang beredar, ketiga bank tersebut diminta secara personal oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk melakukan perbaikan di Bank Muamalat. Paling santer, Bank Mandiri disebut-sebut bakal menjadi pemain besar dalam upaya tersebut.
Baca Juga: Menanti kiprah bank digital di Indonesia Kendati demikian, saat dihubungi Kontan.co.id pihak Bank Muamalat dan Bank Mandiri secara tegas menyanggah hal tersebut. Komisaris Independen Bank Muamalat Iggi H. Achsien menjelaskan hal tersebut tidak benar. "Tidak benar bahwa pak Wapres meminta begitu," terangnya, Kamis (31/10). Menurutnya, upaya Bank Muamalat tetap akan dilakukan oleh pihak perusahaan dalam kerangka
business to business (B2B) saja. Pun, hal tersebut juga tidak mencatut nama bank pelat merah manapun. Ramainya kabar upaya penyelamatan Bank Muamalat oleh Bank BUMN bisa jadi disebabkan oleh adanya pertemuan antara pihak Ma'ruf Amin dengan perwakilan Islamic Development Bank (IDB) dan Manajemen Bank Muamalat beberapa waktu silam. Sebagai informasi saja, IDB merupakan salah satu pemegang saham di Bank Muamalat dengan kepemilikan sebanyak 32,74%. Selain itu, awal pekan ini Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arief Arianto juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Menurut Iggi, pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang memang sudah diagendakan sejak Ma'ruf Amin mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah di Bank Muamalat. "Silahturahmi saja, karena sejak dilantik sebagai Wapres belum bertemu. Sekalian mengucapkan selamat juga ke beliau secara langsung," terangnya.
Baca Juga: NPL membaik, laba Bank DKI ikut terangkat di kuartal III 2019 Namun, Iggi membenarkan bahwa ada topik pembicaraan lain yang dibahas, yaitu terkait rencana kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan IDB. Dalam hal ini, pihak IDB memberi usulan kepada Pemerintah agar Bank Muamalat diperkenankan membuka kantor cabang di Arab Saudi, untuk melayani kebutuhan para jemaah haji. Pun, kehadiran Sulaiman menurutnya tak lebih sebagai perwakilan dari bank milik negara. "Penyelamatan Muamalat itu sifatnya B2B, bukan karena intervensi atau perintah," sambungnya. Dalam kesempatan terpisah, Sulaiman juga secara singkat menyerukan hal serupa. Ia malah menegaskan bahwa tidak ada pihak baik perorangan maupun institusi yang meminta tiga bank BUMN untuk menyelamatkan Bank Muamalat. "Sama sekali tidak benar, Saya malah heran kok santer sekali berita itu," tegasnya.
Editor: Tendi Mahadi