Bank digital bikin penghimpunan dana makin ketat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital generasi pertama di Hong Kong yaitu ZA Bank Ltd mulai menawarkan bunga deposito sebesar 6%. Jauh lebih tinggi dibandingkan pasar yang biasanya menawarkan bunga 1,9% hingga 2,3%.

Meskipun banyak analis yang meragukan tingkat bunga tinggi tersebut dapat bertahan lama, ini bisa jadi peringatan bakal making sengitnya persaingan perebutan dana dengan masifnya pertumbuhan bank digital.

“Ini lebih kepada gimik yang seharunya tidak menjadi acuan. Namun, perebutan dana memang makin ketat seiring hadirnya delapan bank digital baru,” kata Terry Siu, Treasurer CMB Wing Lung Bank Ltd.


CMB sendiri rata-rata menawarkan bunga 3,8% untuk simpanan baru berdenominasi dollar Hong Kong selama dua bulan.

Baca Juga: Terapkan QRIS disemua merchant, LinkAja butuh waktu

Otoritas keuangan Hong Kong sendiri sejak tahun lalu mulai getol merilis izin operasi terhadap sejumlah bank digital. Termasuk kepada ZA Bank yang merupakan unit bisnis ZhongAn Technologies International Group.

Bank digital milik dua raksasa teknologi asal China yaitu Ant Financial dan Tencent Holdings juga diberi restu operasi tahun lalu.

Kabarnya, Ant dan Tencent juga bakal segera meluncurkan platform bank digital mereka seiring meredanya protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Aksi protes berkepanjangan di Hong Kong memang jadi salah satu pemicu masih tingginya tingkat suku bunga simpanan yang ditawarkan bank. Niatnya guna mengantisipasi penarikan uang nasabah secara besar-besaran, meskipun hal ini tercatat belum terjadi.

Baca Juga: Metrodata Electronics (MTDL) fokus transformasi digital

Ini tentu sangat kontras jika dibandingkan tren bunga simpanan global yang cenderung negatif. Monzo di Inggris misalnya menawarkan bunga deposito 1,3%, adapun 86400 Australia memberikan 2,25%.

Di Amerika Serikat, Ally menawarkan 1,6%, sedangkan unit bisnis Goldman Sachs yaitu Marcus Venture memberikan 1,7%.

Mengutip South Cina Morning Post (SCMP), Minggu (12/1) Juru Bicara ZA Bank sendiri menolak memberi komentar terkait tarif barunya.

Editor: Yudho Winarto