Bank Dunia akan tingkatkan pendanaan vaksin Covid-19 menjadi US$ 20 miliar



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Dunia berjanji untuk meningkatkan pendanaan yang tersedia untuk pembelian dan penyebaran vaksin Covid-19 menjadi US$ 20 miliar dari target sebelumnya US$ 12 miliar, lantaran permintaan pembiayaan dari negara-negara berkembang meningkat tajam.

Mengutip Reuters, Kamis (1/7, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, bank pembangunan global telah menyediakan lebih dari US$ 4 miliar kepada 51 negara berkembang untuk pembelian dan distribusi vaksin Covid-19, dan akan segera menambah miliaran untuk 25 negara lagi.

"Lebih banyak lagi akan menyusul dalam beberapa minggu mendatang," kata Malpass kepada wartawan.


Tercatat total ada 41 permintaan telah diterima dari negara-negara Afrika, di mana kurang dari setengah populasi telah divaksinasi.

Dalam pernyataan bersama antara negara-negara berkembang yang dilanda Covid-19, Bank Dunia, IMF dan WHO mendesak negara-negara G20 untuk merangkul target populasi yang divaksinasi setidaknya 40% pada akhir tahun 2021 dan 60% pada paruh pertama 2022.

Baca Juga: Bank Dunia tawarkan tiga rekomendasi untuk perluas lapangan kerja kelas menengah

Mereka juga mendesak ekonomi utama G20, yang para pemimpin keuangannya bertemu minggu depan di Italia, untuk mengadopsi tujuan berbagi setidaknya 1 miliar dosis vaksin dengan negara-negara berkembang tahun ini, dan untuk meningkatkan pembiayaan dan menghilangkan hambatan perdagangan dalam rantai pasokan vaksin.

Malpass juga menggandakan seruannya untuk negara-negara dengan dosis surplus untuk melepaskannya dan opsi apa pun untuk lebih banyak digunakan oleh negara-negara berkembang, dengan rencana distribusi yang memadai.

Menurutnya, Bank Dunia juga terus mendesak transparansi yang lebih besar oleh pemerintah dan perusahaan farmasi tentang kontrak, opsi, dan kesepakatan vaksin.

"Kami sedang berperang dengan vaksin," kata Malpass, menambahkan bahwa pasokan yang ketat dan permintaan yang tinggi membuatnya penting untuk memiliki informasi yang cukup untuk menjaga produksi tetap mengalir. 

"Covid tidak akan hilang dengan cepat. Ini akan menjadi perang jangka panjang."

Editor: Herlina Kartika Dewi