Bankir bilang tren bunga KPR mengarah turun usai penurunan suku bunga BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan melihat prospek bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) mengarah pada tren penurunan. Biaya dana (cost of fund) diharapkan segera turun pasca kebijakan penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sehingga bunga kredit pun bisa segera disesuaikan.

Salah satunya diungkapkan oleh Direktur Konsumer BNI, Tambok PS Simanjuntak. Menurutnya tren bunga KPR mengerah pada penurunan. Meski begitu, bank tidak lantas bisa langsung turunkan bunga kredit.

Baca Juga: Suprajarto dikabarkan menolak jabatan direktur utama BTN (BBTN) menggantikan Maryono


"Banyak faktor dalam menurun atau menaikkan bunga. Mulai dari cost of fund sebagai komponen terbesar, ada lagi credit risk premium, biaya overhead. Sementara kami juga harus ada target laba," jelasnya di Jakarta, Kamis (29/8).

Oleh karena itu, arah suku bunga KPR BNI ke depan akan mempertimbangkan perkembangan faktor-faktor tersebut. Sementara saat ini, Tambok menegaskan, pihaknya belum melakukan penyesuaian bunga. Saat ini rate-nya masih tetap sejak beberapa tahun lalu.

Bahkan saat bunga acuan naik 175 basis poin, BNI tetap memilih mempertahankan rate KPR.

Saat ini, rata-rata bunga floating KPR BNI ada di kisaran 9%-13%. Sementara untuk program promo, perseroan masih menawarkan bunga KPR tetap sekitar 2-3 tahun.

Baca Juga: RUPSLB Bank BTN, Maryono hengkang digantikan Suprajarto sebagai dirut

Bunga terendah ditawarkan 4,5% fixed satu tahun bekerjasama dengan Perumnas. Artinya setelah masa bunga tetap itu habis maka nasabah harus siap-siap menanggung bunga floating.

Lani Darmawan, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga juga memandang tren suku bunga KPR akan cenderung turun. Dia mengharapkan bunga tersebut bisa segera turun sejalan dengan penurunan cost of fund.

Editor: Tendi Mahadi