KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2020, sejumlah kandidat vaksin Covid-19 dengan tingkat kemanan dan keefektifan yang tinggi mulai bermunculan. Beberapa negara pun telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) pemakaian vaksin. Namun di sisi lain, masih ada kelompok antivaksin atau masyarakat yang ragu untuk disuntik vaksin. Bukan hanya saat ini saja fenomena seperti ini muncul. Dari berbagai literatur hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh sejumlah jurnal internasional terakreditasi disebutkan bahwa keraguan (hesitancy) dan penolakan (refusal) terhadap vaksin sudah menjadi fenomena yang ditemukan jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Banyak yang ragu terhadap vaksin Covid-19, mengapa bisa terjadi?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2020, sejumlah kandidat vaksin Covid-19 dengan tingkat kemanan dan keefektifan yang tinggi mulai bermunculan. Beberapa negara pun telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) pemakaian vaksin. Namun di sisi lain, masih ada kelompok antivaksin atau masyarakat yang ragu untuk disuntik vaksin. Bukan hanya saat ini saja fenomena seperti ini muncul. Dari berbagai literatur hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh sejumlah jurnal internasional terakreditasi disebutkan bahwa keraguan (hesitancy) dan penolakan (refusal) terhadap vaksin sudah menjadi fenomena yang ditemukan jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi.