BCA Syariah yakin laju pembiayaan pada semester II bisa lebih kencang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tengah berlaku hingga hari ini berimbas pada seluruh sektor, termasuk bisnis perbankan. Beberapa bank masih bertahan dengan proyeksi rencana bisnis bank yang akan menjadi acuan hingga akhir tahun ini.

PT Bank BCA Syariah masih optimis pembiayaan pembiayaan masih akan tumbuh di semester kedua 2021. “Sebetulnya kami lebih optimis daripada semester pertama 2021, sebelum kasus varian Delta Covid-19 meningkat signifikan. Sebelum ditetapkan PPKM, itu kami optimis sekali karena melihat indikator ekonomi Indonesia juga semua membaik," ujar Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjadja kepada KONTAN, Senin (2/8).

"Semua kondisi membaik di triwulan kedua 2021. Sampai akhirnya kasus varian delta membuat pemerintah panik, dan memberlakukan PPKM darurat,” kata dia.


Terkait dengan ditetapkannya PPKM, Ricky bilang ini berimbas pada ketidakpastian yang cukup tinggi khususnya di semester kedua 2021.  “Karena PPKM yang kabarnya akan berakhir hari ini juga kita masih belum tahu betul, mungkin kelonggaran akan dilakukan secara bertahap. Karena jika melihat kasusnya, di DKI Jakarta memang turun tetapi di daerah lain ada yang masih mengalami kenaikan. Ini yang juga dikhawatirkan, karena di daerah-daerah itu mungkin fasilitas kesehatannya masih kurang,” tambahnya.

Baca Juga: Pendapatan bunga terkontraksi, laba bersih Bank Capital turun 77,68% di semester I

Sejauh ini BCA Syariah masih tetap memproyeksikan dapat mengejar ketertinggalan di triwulan keempat. Sampai Juni 2021, BCA Syariah masih tumbuh baik. 

“Semua indikator masih positif dan tumbuh di semester pertama 2021 secara year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020. Bahkan dibandingkan dengan Desember 2020 pun kita masih lebih baik di Juni ini. Tapi triwulan ketiga saya agak pesimis, sekarang pun ini semakin sulit, juga kita khawatir restrukturisasi akan kembali berlanjut,” ujar Ricky.

Hal ini terutama pada kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kredit modal kerja (KMK), di mana mungkin saat ini penghasilan nasabah tengah berkurang lantaran kondisi PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat.

“Pembiayaan kredit kita diproyeksi masih akan tumbuh, posisi di Juni 2021 sebenarnya ada Rp 5,9 triliun. Jadi, run off kita sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 250 miliar sebulan. Proyeksi hingga akhir tahun kemungkinan mencapai Rp 6 triliun. Angka yang kita masukan untuk pembiayaan kredit hingga Desember 2021 ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga di angka sekitar Rp 6 triliun. Masih akan tumbuh sedikit, single digit,” urai Ricky.

Baca Juga: Teken kesepakatan, drama Jusuf Hamka dan sindikasi bank syariah berakhir

Ricky menjelaskan bahwa BCA Syariah akan memfokuskan pada sektor-sektor potensial, dan melihat track record debitur exisiting yang sudah bagus maka akan diprioritaskan.

“Selain itu, kita akan berusaha take over, tambah debitur baru beberapa dari bank lain juga. Dan yang tidak kalah penting adalah kita juga harus maintain debitur kita yang bagus, karena sekarang debitur yang tidak restrukturisasi itu jadi incaran semua bank,” jelas Ricky.

Editor: Tendi Mahadi