Begini cara Isuzu jaga kondisi mobil konsumen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isuzu memastikan terus fokus memberi perhatian pada pemenuhan kebutuhan konsumen akan kendaraan yang prima. Apalagi, sebagian besar konsumen Isuzu adalah pelaku usaha. Saat membeli kendaraan komersial, konsumen bukan sekadar membeli mobil, tetapi membeli barang kerja atau barang modal. 

“Artinya, tim Astra Isuzu harus bisa memastikan mobil itu selalu menghasilkan uang bagi konsumen. Bahkan, hingga menyiapkan mekanik dan suku cadang di site tempat konsumen beroperasi,” ujar Chief Operation Officer PT Astra International Tbk-Isuzu Sales Operation (Astra Isuzu) Yohanes Pratama.

Yohanes menjelaskan, saat menjual kendaraan, tim sales Astra Isuzu kini ditemani sales service consultant (SSC). Hal itu diperlukan karena saat membeli kendaraan, konsumen Isuzu memperhitungkan biaya operasional, suku cadang, service, yang semuanya berdampak besar bagi roda bisnis perusahaan. 


Dari informasi yang digali itu, barulah tim SSC memberi masukan kendaraan apa yang tepat dibutuhkan konsumen hingga perawatan kendaraan secara komprehensif. Paling tidak, dengan pola ini konsumen bisa menghemat 15-20%. Contohnya, dengan memanfaatkan fasilitas free mechanic on site, konsumen bisa hemat sekitar Rp 20 juta per bulan.

Baca Juga: Karimun Wagon R mau pamit dari Indonesia, mengapa?

Astra Isuzu ingin mengubah mindset, bahwa saat menjual kendaraan, semestinya tim pemasaran juga memberi masukan produk terbaik bagi konsumen, termasuk masukan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan kendaraan dan penanganan keluhan.

“Jadi, ada tindakan preventif. Saat menjual, tim kami sekaligus membantu memetakan kebutuhan konsumen. Konsultan kami menggali seperti apa rutenya, apa saja muatannya, bagaimana pengemudinya, hingga seberapa besar ketersediaan mekanik di lokasi operasi perusahaan?” tutur Yohanes. 

Pola pemasaran dengan menggunakan tim sales didampingi SSC ini merupakan strategi baru Astra Isuzu. Strategi ini menerapkan “double striker”. Tujuannya untuk memuaskan dan memaksimalkan total pelayanan ke konsumen yang baru membeli mobil. Strategi baru dijalankan sejak saat berlangsungnya GIIAS 2021 di ICE BSD-City, Tangerang, 11-21 November 2021.

Alhasil, penjualan kendaraan Isuzu di GIIAS 2021 terlihat melonjak. Selama satu pekan, tepatnya 11-17 November terjual 203 unit dengan nilai Rp 106 miliar. Ternyata, penjualan terus meningkat, hingga Minggu (21/11) pagi, jumlah yang terjual menjadi 449 unit dengan nilai Rp 248 miliar. Ia optimistis, hingga penutupan GIIAS 2021, target penjualan bisa menyentuh 500 unit. 

Menurut Yohanes, saat ini pertumbuhan ekonomi tak hanya didongkrak perkembangan proyek infrastruktur pemerintah, juga karena adanya peningkatan e-commerce. “Makanya kami optimistis hingga akhir tahun bisa meraih kenaikan penjualan 50 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya. 

Baca Juga: Kembangkan kendaraan listrik, NFCX-MCAS dan SiCepat gandeng Telkom University

Belum lagi, saat GIIAS 2021, Isuzu meluncurkan wajah baru Isuzu D-Max dan MU-X 4x4. Dua produk ini bisa memenuhi sektor-sektor industri yang sedang tumbuh, baik perkebunan, pertambangan, hingga minyak dan gas. 

Hal senada dikatakan CV Sales Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Andy Dwi Zatmoko. Ia yakin hingga akhir tahun ini penjualan kendaraan komersial Isuzu akan melonjak jika dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan, hingga akhir tahun ini, IAMI bisa menjual 25.600 unit kendaraan dengan perincian Isuzu Elf sekitar 12.000 unit, Giga 2.100 unit, dan pikap Traga sebesar 11.600 unit. Angka itu tumbuh sekitar 55% dari penjualan 2020 yang tercatat 16.500 unit.  

Beberapa indikator pemicu pertumbuhan itu yakni, stabilnya nilai tukar Rupiah, kenaikan harga batubara, nikel, dan CPO. Lalu, meningkatnya indeks manufaktur atau Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia selama tiga bulan belakangan ini. Pada Agustus, PMI Indonesia di level 50, lalu naik menjadi level 52 pada September, dan Oktober 2021 menembus level 57,2. “Ini pertanda pergerakan manufaktur sangat tinggi,” ujar Andy. 

Editor: Tendi Mahadi