Begini kisah tim medis elit yang bertempur melawan kematian di Wuhan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Delapan belas ahli anestesi dari lima rumah sakit di kota Wuhan membentuk tim elit intubasi endotrakeal. Tugasnya adalah melakukan tugas intubasi endotrakeal darurat untuk pasien yang sakit parah dengan penyakit virus corona (COVID-19) di Rumah Sakit Tongji yang berafiliasi dengan Universitas Sains dan Teknologi Huazhong.

Berdasarkan Wikipedia, intubasi endotrakeal merupakan tindakan medis berupa memasukan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar dengan kedua paru. Pada penderita yang pernapasannya terganggu biasanya dilakukan tindakan ini untuk mengatasi jalan napas yang tersumbat.

Terpasangnya tabung endotrakeal akan menimbulkan respon seperti peningkatan tekanan darah, frekuensi denyut jantung, dan gangguan irama jantung.


Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 81.002,meninggal 2.762,sembuh 30.098 (22/2-13.30 WIB)

Melansir People's Daily, pasien yang sakit parah akibat virus corona dipastikan dapat mengalami gagal napas, sehingga membuat perawatan lebih sulit. Oleh karena itu, intubasi endotrakeal menjadi penting untuk bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa. 

Sebagai hasilnya, sebuah tim elit dibentuk untuk merawat individu yang sakit di 16 area rawat inap serta satu ICU di rumah sakit.

Gao Feng, direktur Departemen Anestesiologi di Rumah Sakit Tongji, mengatakan bahwa prosedur yang melibatkan intubasi endotrakeal darurat bisa sangat berisiko, terutama untuk kasus yang parah. Misalnya, kondisi fisik pasien yang buruk, ketidakmampuan untuk menoleransi hipoksia yang berkepanjangan, hingga fluktuasi parah pada tekanan darah dan detak jantung. 

Baca Juga: Kasus virus corona di Korsel meningkat, berikut pernyataan KBRI Seoul

"Karena itu, intubasi endotrakeal harus dilakukan oleh ahli anestesi yang sangat berpengalaman," tambahnya seperti yang dikutip dari People's Daily.

Agar berhasil menyelesaikan tugas, tim menetapkan standar terpadu, termasuk perlindungan pribadi, persiapan artikel dan prosedur intubasi, dan mengikuti prinsip "kesalahan nol".

Meskipun intubasi endotrakeal mungkin tampak seperti prosedur medis rutin, setiap dokter memiliki kebiasaan dan tekniknya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam dari semua ahli anestesi, Departemen Anestesiologi telah menyiapkan "kotak peralatan multifungsi", yang memenuhi kebutuhan yang beragam dari setiap dokter. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie