Begini strategi BTN dorong penyaluran KPR di tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk mendorong pembiayaan properti di tengah ancaman perlambatan ekonomi nasional dan ancaman resesi ekonomi global.

Namun sejumlah peluang juga menghadang karena sektor properti diprediksi masih menggeliat karena sejumlah insentif yang diberikan Pemerintah, mulai dari kuota bantuan pembiayaan perumahan, insentif perpajakan hingga penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan pelonggaran Loan to Value atau LTV yang meringankan uang muka yang wajib disetor konsumen untuk mengakses KPR.

“Perbankan pada umumnya bersikap lebih hati-hati dalam menghadapi tahun 2020 karena masih ada tantangan likuiditas dan tekanan dari kredit bermasalah sehingga laju pertumbuhan kredit termasuk untuk sektor properti kami proyeksikan hanya akan tumbuh single digit,” kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nixon L.P Napitupulu di acara Seminar Property Outlook 2020 yang digelar Bank BTN menyambut HUT KPR ke 43 di Jakarta, Selasa (10/12).


Baca Juga: Dalam sebulan Erick Thohir bidik 7 BUMN, ini daftarnya

Nixon menilai, pertumbuhan kredit properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi maupun non subsidi, serta kredit agunan rumah dan kredit pembangunan rumah akan tumbuh single digit karena sejumlah faktor, di antaranya anggaran pemerintah untuk subsidi perumahan yang terbatas.

Seperti diketahui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyatakan, APBN menganggarkan Rp 11 triliun untuk memfasilitasi subsidi pembiayaan 102.500 unit pada tahun 2020. Jumlah unit rumah yang dapat mendapat subsidi tersebut lebih rendah dari tahun 2018 yang sebesar 280.000 unit dan tahun 2019 yang mencapai 162.000 unit.

“Pembiayaan perumahan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penyediaan perumahan, saat ini APBN memberikan porsi yang tidak banyak atau kurang dari 2% jadi pertumbuhan KPR subsidi sangat terkatrol dengan APBN namun ke depan, kehadiran BP Tabungan Perumahan Rakyat bisa menjadi harapan bagi industri properti,” kata Nixon.

Baca Juga: Sejak 1976, Bank BTN sudah salurkan KPR Rp 300 triliun ke 5 juta debitur

Meski alokasi APBN tidak selalu meningkat, namun menurutnya kontribusi Bank BTN terhadap Program Sejuta Rumah tetap tinggi.

Berdasarkan catatan Bank BTN, sejak tahun 2015 ketika program tersebut bergulir, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan untuk sekitar 3,10 juta unit, baik berbentuk KPR subsidi maupun non subsidi.

Kendati pertumbuhan KPR subsidi akan berkontraksi, Nixon menilai peluang KPR untuk tetap tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit masih sangat besar khususnya di segmen KPR Non Subsidi.

Pada ceruk ini, KPR non subsidi bisa tumbuh di kisaran 10-12% atau menyamai pertumbuhan kredit secara umum yang dipatok oleh Bank Indonesia pada tahun 2020 karena banyak faktor yang mendukung.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Perumahan Melebihi Target

Nixon menjabarkan, ada empat faktor utama. Pertama, tumbuhnya kelas emerging affluent, yang diperkirakan mencapai kurang lebih 125 juta orang pada tahun 2020 dan memiliki daya beli yang besar. Dari jumlah itu mayoritas diprediksi merupakan generasi milenial.

Editor: Yudho Winarto