Begini strategi investasi dan realisasi bisnis Warren Buffet kala corona



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Berkshire Hathaway Inc, perusahaan investasi milik miliarder kawakan Warren Buffett, tak kebal dari krisis. Kinerja Berkshire juga terpukul pandemi korona. Berkshire membukukan rekor kerugian bersih kuartalan hampir US$ 50 miliar di kuartal I-2020. Berkshire menyebutkan, performa buruk di beberapa bisnis utama menjadi biang kerok.

Reuters kemarin melaporkan, sebagian besar dari lebih dari 90 bisnis Berkshire merasakan dampak beragam, dari relatif kecil hingga berat akibat wabah Covid-19. Bahkan pendapatan Berkshire pada bisnis yang penting pada bulan April 2020 melambat.

Bisnis kereta api Berkshire mengalami penurunan volume pengiriman yang cukup signifikan. Sementara di bisnis ritel sejumlah gerai harus tutup seperti See's Candies dan Nebraska Furniture Mart.


Kerugian bersih kuartal pertama 2020 Berkshire mencapai US$ 49,75 miliar, atau US$ 30.653 per saham Kelas A. Sebagai perbandingan, di periode sama tahun lalu, Berkshire masih meraup laba bersih US$ 21,66 miliar, atau US$ 13.209 per saham.

Baca Juga: Warren Buffett: Pandemi corona tak akan menghentikan Amerika

Aturan akuntansi mengharuskan Berkshire melaporkan kerugian dan keuntungan saham yang belum direalisasikan dengan pendapatan. Ini menyebabkan perubahan besar dalam laba bersih Berkshire.

Namun Buffet memandang. laba operasional dianggap bisa lebih mengukur kinerja. Laba operasional triwulanan, naik 6% menjadi US$ 5,87 miliar atau sekitar US$ 3.624 per saham Kelas A, dari US$ 5,56 miliar atau sekitar US$ 3.388 per saham di periode saham tahun lalu.

Vice Chairman Berkshire, Charlie Munger mengatakan, kepada The Wall Street Journal bulan lalu bahwa beberapa bisnis kecil Berkshire mungkin tutup sama sekali.

Editor: Rizki Caturini