Begini tips mengelola uang THR berlebih karena mudik ditunda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali melarang mudik pada Lebaran tahun ini karena pandemi Covid-19. Meski begitu, masyarakat yang bekerja sebagai karyawan tetap mendapat hak tunjangan hari raya (THR).

Tanpa mudik, kebutuhan dana yang diperlukan untuk merayakan Idul Fitri jadi tidak sebanyak sebelum pandemi. Perencana keuangan mengatakan, alokasi mudik tahun ini bisa dialihkan untuk menambah pundi-pundi tabungan maupun investasi. 

Namun, sebelum mengalokasikan kelebihan uang THR ke instrumen investasi, Agustina Fitria, Financial Planner OneShildt menyarankan masyarakat harus tetap membuat prioritas pengeluaran hari raya Idul Fitri. Pertama, alokasikan dana untuk memberi THR kepada asisten rumah tangga maupun satpam di lingkungan tempat tinggal.


Selain itu, tidak lupa alokasikan dana untuk memberi uang kepada orang tua maupun keluarga. "Karena tidak mudik biasanya dana dialihkan untuk pengeluaran lain, seperti memberi bingkisan atau uang," kata Agustina, Jumat (30/4).  

Baca Juga: H-10, pembayaran THR PNS 2021 dimulai, simak daftar penerima dan nominalnya

Kedua, tidak lupa alokasikan dana THR untuk keperluan zakat. Ketiga, siapkan dana yang akan dipakai untuk membeli makanan atau bahan-bahan makanan yang akan dimasak di hari Lebaran. "Bagaimanapun, meski tidak mudik, saat hari raya setiap keluarga akan menyiapkan makanan spesial," kata Agustina. 

Namun, pengeluaran rutin di hari raya tersebut jadi tidak sebesar pengeluaran ketika sebelum pandemi. Dengan begitu, Agustina menyarankan kelebihan dana THR bisa dialokasikan untuk menambah dana darurat, mengingat pandemi yang belum kunjung selesai. 

Bila dana darurat sudah terpenuhi dengan maksimal, sisa uang THR bisa dialihkan untuk melunasi cicilan konsumtif. Tujuannya, agar beban keuangan ke depan semakin ringan. Apalagi, bagi masyarakat yang selama pandemi jadi terkendala untuk membayar cicilan karena pemasukan yang menurun. 

Terakhir, sisa uang THR baiknya dimasukkan dalam instrumen investasi. Investor agresif dan memiliki tujuan investasi jangka panjang bisa memilih instrumen saham maupun aset kripto yang saat ini sedang digandrungi masyarakat. 

Baca Juga: Ingin sukses bernegosiasi di masa pandemi, ini kuncinya!

Editor: Wahyu T.Rahmawati