Beragam jurus bank menghadapi persaingan berebut dana murah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank menengah besar melihat potensi pertumbuhan dana murah tahun depan masih cukup besar sejalan dengan pengembangan digitalisasi yang dilakukan.

Tahun ini, bank-bank ini berhasil menorehkan peningkatan rasio Current Account Saving Account (CASA) yang cukup signifikan.

Meskipun potensinya masih besar, namun persaingan memperebutkan dana murah semakin tinggi. Pasalnya, bank-bank kecil yang bertransformasi jadi bank digital marak menawarkan produk tabungan dengan bunga tinggi belakangan.


BRI memproyeksi akan fokus untuk terus menumbuhkan rasio dana murah. Per September 2021, porsi CASA bank ini telah mencapai 59,6% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Ke depan, bank ini akan meningkatkan rasionya hingga mencapai 60%-65%.

Baca Juga: Transaksi cash management terus meningkat, ini strategi Bank Mandiri

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, peningkatan dana murah akan dilakukan melalui inovasi untuk menciptakan transaksi berbasis CASA  dengan menjadi sumber pembayaran pada platform ekosistem digital.

"Strateginya di antaranya melalui pembukaan rekening digital saving yang saat ini tumbuh 460% yoy, serta pembaharuan fitur Super Apps BRImo. Selain itu, mendorong transaksi melalui penguatan payroll integrated system serta B2B platform on boarding," kata Aestika pada Kontan.co.id, Jumat (28/11).

BRI juga akan terus melakukan perluasan kolaborasi dengan payment gateway serta principal internasional. Terkait persaingan dana murah, Aestika menilai memang perlu diatur oleh regulator agar lembaga keuangan dapat sustain dan nasabah tidak dirugikan.

Senada, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memandang perlu ada regulasi untuk menjaga level kompetisi yang sehat dalam menjaring likuiditas mengingat saat ini  mulai marak bank melakukan pemasaran produk tabungan dengan tingkat suku bunga relatif tinggi.

Editor: Yudho Winarto