Berapa harga vaksin corona? Ini kata Erick Thohir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan awal tahun 2021 distribusi vaksin Covid-19 dapat berjalan. Pemberian vaksin akan terjadi dalam dua skema, pertama vaksin Covid-19 gratis bagi masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di BPJS Kesehatan, dan kedua vaksin mandiri bagi kategori masyarakat mampu.

Untuk vaksin mandiri maka yang jadi pertanyaan adalah soal harga. Menteri BUMN yang juga Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengatakan harga vaksin nantinya ditentukan oleh masing-masing penjual. Pemerintah dijelaskannya tidak menentukan harga untuk vaksin mandiri nantinya.

Baca Juga: WHO rekomendasikan obat baru untuk pasien virus corona, ini panduannya


Dinamika dalam penentuan harga dari tiap produsen tentunya juga berbeda, maka itulah yang disampaikan Erick bahwa perihal harga tergantung masing-masing penjual dan produsen.

"Kalau mengenai harga itu dinamikanya tinggi tergantung masing-masing penjual yang menetapkan harga. Bukan saya, tapi penjualnya. Karena itu vaksin merah putih harus juga kita buat supaya kalau negara lain mau beli vaksin kita juga yang menetapkan harga," jelas Erick saat konferensi pers secara daring pada Kamis (3/9).

Meski harga vaksin Covid-19 berbeda-beda, namun Erick memastikan bahwa kualitas dari vaksin tersebut tetaplah sama, dimana seluruh vaksin sudah melalui tahap uji klinis tahap tiga.

"Kenapa harganya ada yang US$ 5, kenapa vaksin satunya harganya US$ 8, kemudian vaksin yang satunya ada US$ 20. Nah kalau dibilang (karena) kualitas, enggak. Karena kualitas semuanya bagus karena sudah melalui uji klinis tahap 3. Kualitasnya kalau udah uji klinis tahap 3 itu sama, tapi harganya beda-beda," imbuhnya.

Baca Juga: AS tolak gabung, 76 negara kaya dukung program 'COVAX' yang digagas WHO

Adapun kemungkinan yang membuat harga vaksin berbeda ialah, tiap produsen atau penjual berbeda dalam produksi. Erick menjelaskan terdapat biaya, cara penemuan hingga kapasitas produksi dari tiap produsen yang berbeda hingga akhirnya harga vaksin tidak sama. "Kasusnya beda-beda mungkin cara menemukannya lebih mahal atau kapasitas produksinya lebih sedikit macam-macam kan," imbuhnya.

Editor: Tendi Mahadi