JAKARTA. Masalah ketahanan pangan tak hanya sekadar cara menggenjot produksi dan mengurangi impor untuk mencapai swasembada. Sebelum berbicara upaya meningkatkan produksi pangan, nasib petani, aktor utama dalam produksi pangan, harus dipikirkan. Pekan lalu, pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merilis program Kartu Tani yang disebarkan secara serentak di 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kartu Tani adalah salah satu program pemerintah agar petani bisa mengakses layanan perbankan. Kartu Tani ini dicetak pemerintah dengan menggandeng tiga bank pelat merah, yaitu BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Hingga saat ini, Kartu Tani telah didistribusikan oleh BRI kepada 446.934 petani di berbagai wilayah di Jawa Tengah. “Dengan Kartu Tani, petani akan mudah melakukan simpan-pinjam, mengajukan kredit usaha rakyat (KUR), transaksi pembelian sarana produksi pertanian dan penjualan hasil panen," ujar Hari Siaga Amijarso, Corporate Secretary BRI pekan lalu.
Berharap kartu sakti mengubah nasib petani
JAKARTA. Masalah ketahanan pangan tak hanya sekadar cara menggenjot produksi dan mengurangi impor untuk mencapai swasembada. Sebelum berbicara upaya meningkatkan produksi pangan, nasib petani, aktor utama dalam produksi pangan, harus dipikirkan. Pekan lalu, pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merilis program Kartu Tani yang disebarkan secara serentak di 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kartu Tani adalah salah satu program pemerintah agar petani bisa mengakses layanan perbankan. Kartu Tani ini dicetak pemerintah dengan menggandeng tiga bank pelat merah, yaitu BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Hingga saat ini, Kartu Tani telah didistribusikan oleh BRI kepada 446.934 petani di berbagai wilayah di Jawa Tengah. “Dengan Kartu Tani, petani akan mudah melakukan simpan-pinjam, mengajukan kredit usaha rakyat (KUR), transaksi pembelian sarana produksi pertanian dan penjualan hasil panen," ujar Hari Siaga Amijarso, Corporate Secretary BRI pekan lalu.