Berikut gejala disentri pada anak, pencegahan, dan pengobatannya



KONTAN.CO.ID -Jakarta. Disentri adalah kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir pada tinja, dan nyeri saat buang air besar. Praktis, diare berdarah bisa dijadikan tanda kecurigaan disentri.

Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan sebagian besar bakteri Shigella dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab disentri yang paling umum pada anak-anak.

Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba.


Dirangkum dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala disentri pada anak biasanya diare berdarah, demam, sakit perut, terutama menjelang buang air besar.

Selain itu, pada pemeriksaan feses rutin juga ditemukan peningkatan jumlah leukosit dan eritrosit, dan pada pemeriksaan kultur feses ditemukan bakteri penyebab disentri.

Namun, nyeri perut saat buang air besar seringkali tidak terlihat pada anak kecil karena umumnya mereka tidak dapat menggambarkan keluhannya.

Baca Juga: Hati-Hati, Ini 5 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul Jika Karpet Kotor

Penyebaran disentri anakĀ 

Infeksi disentri menyebar melalui tangan, makanan atau air yang terkontaminasi, dan biasanya terjadi di daerah dengan kebersihan yang buruk.

Jumlah Shigella yang dibutuhkan untuk menyebabkan penyakit sangat kecil. Sekitar 15% dari semua kasus diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri.

Pencegahan disentri pada anak

Pencegahan penyakit disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu melalui kebersihan diri dan lingkungan.

Kebersihan pribadi dimulai dengan mencuci tangan anak, pengasuh, dan orang tua menggunakan sabun untuk membunuh kuman.

Baca Juga: Konsumsi Bayam Merah untuk Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi