Berkinerja Bugar pada Kuartal I, Simak Rekomendasi Saham Mitra Keluarga (MIKA) Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mencatat kinerja positif di kuartal pertama 2024. Kinerja emiten rumah sakit ini diperkirakan kian bugar sejalan dengan upaya pembukaan rumah sakit baru dan lebih banyak kamar rawat.

Analis BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Ismail Fakhri Suweleh, mencermati bahwa pendapatan MIKA pada tiga bulan pertama tahun ini sejalan dengan panduan karena didorong oleh margin lebih tinggi dan komposisi pembayar yang lebih baik.

MIKA melaporkan pendapatan kuartal I-2024 sebesar Rp 1,12 triliun yang bertumbuh 21% year on year (YoY) dan laba bersih sebesar Rp 289 miliar yang bertumbuh 25% YoY. Capaian laba bersih tersebut setara dengan 28% dan 26% dari perkiraan setahun penuh BRIDS dan konsensus.


Sementara itu, margin EBITDA meningkat sebesar 210 bps menjadi 37% yang didukung oleh margin obat-obatan yang lebih baik karena perusahaan mengenakan kenaikan harga rata-rata 8%-10%, dari keseluruhan peningkatan harga jual (ASP) sekitar 5%-7% efektif pada Januari 2024.

Baca Juga: Merger, Harga Saham Blue Chip Telekomunikasi Ini Malah Melorot, Pilih Beli / Jual?

Pada saat yang sama, MIKA berhasil mendapatkan diskon dari pemasok obat-obatannya, sebagaimana tercermin dalam penurunan biaya obat sebagai biaya pendapatan kuartalan.

Dalam hal bauran pembayar, porsi BPJS terhadap pendapatan menurun pada kuartal I 2024. BRIDS mencatat, porsi pendapatan BPJS MIKA menjadi 15,7% pada kuartal pertama 2024, turun dibandingkan 18,4% pada akhir 2023.

Analis Indo Premier Sekuritas Andrianto Saputra menambahkan bahwa MIKA mencatat pertumbuhan positif pada pendapatan rawat inap/hari pada kuartal I-2024 yang bertumbuh 6,6% YoY. Hal itu karena pertumbuhan pendapatan pasien swasta sebesar 24,7% YoY melampaui JKN/BPJS sebesar 4,4% YoY.

Singkatnya, pertumbuhan pendapatan MIKA berada di atas panduan perusahaan. Indo Premier Sekuritas juga memperkirakan MIKA akan terus melampaui panduan topline tahun 2024.

Adapun berdasarkan pemeriksaan Indo Premier, secara keseluruhan volume lalu lintas rumah sakit selama bulan April lalu dipengaruhi oleh perayaan lebaran. Selain itu, kasus DBD dan bakteri virus telah menjadi normal sejak Maret 2024. Walau demikian, lalu lintas dinilai sudah terlihat pulih pasca libur lebaran.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan pendapatan rawat inap/hari akan meningkat pada kuartal kedua 2024,” sebut Andrianto dalam riset 13 Mei 2024.

Andrianto memperkirakan lintasan pertumbuhan pendapatan dua digit akan bertahan di kuartal kedua 2024 dan MIKA memiliki potensi untuk melampaui panduan pertumbuhannya.

Namun saat ini, Indo Premier Sekuritas masih menunggu bukti nyata untuk meningkatkan estimasi pendapatan MIKA karena melihat pengeluaran (opex) MIKA tumbuh sebesar 33% YoY pada kuartal pertama 2024, sedikit di atas ekspektasi.

 
MIKA Chart by TradingView

Baca Juga: Intip Rekomendasi Emiten yang Royal Pada Pemegang Saham

Ismail turut mengharapkan momentum pendapatan MIKA di awal tahun ini akan dipertahankan untuk sisa tahun fiskal 2024. Sebab, MIKA mengindikasikan bahwa volume lalu lintas dalam 2 minggu terakhir bulan April 2024 telah kembali ke level Maret 2024, yang merupakan level tertinggi tahunan dalam hal rata-rata pasien/hari.

“Kami yakin jika tren ini terus berlanjut, seiring dengan strategi perusahaan untuk memberikan lebih banyak pembukaan tempat tidur untuk pasien non-BPJS,” ungkap Ismail dalam riset 3 Mei 2024.

Menurut Ismail, apabila tren positif ini bertahan, maka pertumbuhan pendapatan MIKA semestinya melampaui panduan 12,5% - 15% dengan margin EBITDA sebesar 35,5% - 37% di tahun 2024.

Selain itu, MIKA telah mengatur ulang tim pemasarannya untuk fokus pada klien privat, asuransi dan perusahaan secara terpisah di setiap akun. Sedangkan untuk Kasih Group, MIKA berencana menambah kapasitas tempat tidur sebanyak 200 di semester kedua 2024.

Oleh karena itu, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan MIKA akan terus memberikan pendapatan yang lebih kuat sisa 2024 di tengah strategi organiknya untuk mendapatkan kasus dengan intensitas lebih tinggi pada tingkat harga yang diperbarui dan campuran pembayar yang lebih baik.

Editor: Tendi Mahadi