Biaya provisi naik akibat corona, HSBC catat laba sebelum pajak US$ 3,2 miliar



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Bisnis HSBC Holdings PLC semakin tertekan di tengah pandemi virus corona. Mengutip Reuters pada Selasa (28/4), laba kuartal pertama 2020 HSBC terpangkas hingga setengahnya akibat meningkatnya biaya provisi terhadap pinjaman buruk yang diperkirakan akan meningkat di saat Covid-19 masih mengintai.

Sepanjang Januari-Maret 2020, HSBC mencatat laba sebelum pajak mencapai US$ 3,2 miliar.Nilai itu turun dari US$ 6,2 miliar  setahun yang lalu dan di bawah perkiraan analis rata-rata senilai US$ 3,7 miliar.

Baca Juga: Duh! HSBC akan PHK 10.000 karyawan , diutamakan yang bergaji tinggi


HSBC juga mengatakan pandemi akan memberikan tekanan berkelanjutan pada pendapatan bank. Lantaran terjadinya penurunan aktivitas pelanggan. Di sisi lain, suku bunga bank sentral yang lebih rendah menekan margin bank.

Bank terbesar di Eropa berdasarkan aset itu menambahkan peningkatan aktivitas penipuan dapat menyebabkan kerugian kredit yang signifikan.

Bank meningkatkan biaya penurunan kredit yang diharapkan sebesar US$ 2,4 miliar menjadi US$ 3 miliar yang lumayan karena dampak Covid-19. Juga melemahnya harga minyak serta biaya signifikan terkait dengan paparan perusahaan di Singapura", katanya.

HSBC tidak menyebut nama perusahaan Singapura, tetapi pemberi pinjaman itu termasuk di antara kreditur terkemuka untuk pedagang minyak Singapura Hin Leong Trading (Pte) Ltd, yang sumber-sumbernya mengatakan berada di bawah pengawasan pengadilan untuk merestrukturisasi miliaran dolar dalam utang setelah jatuhnya minyak harga.

Hin Leong menolak mengomentari restrukturisasi utangnya.

Bank yang berkantor pusat di London ini berencana untuk mengurangi biaya operasinya untuk mencoba dan mengurangi penurunan pendapatan. Hal ini bertujuan untuk mengarah pada profitabilitas yang secara material lebih rendah pada tahun 2020 dibandingkan tahun lalu, katanya dalam laporan laba rugi.

Editor: Herlina Kartika Dewi