Biden Sebut Xenofobia Jadi Penyebab Krisis Ekonomi China, Jepang, dan India, Apa Itu?



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Rabu (1/5/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa xenofobia di China, Jepang, dan India menghambat pertumbuhan ekonomi mereka. Biden berpendapat bahwa migrasi berdampak baik bagi perekonomian AS.

"Salah satu alasan mengapa perekonomian kita tumbuh adalah karena Anda dan banyak orang lainnya. Mengapa? Karena kita menyambut baik imigran," kata Biden pada acara penggalangan dana di Washington untuk kampanye pemilihannya kembali pada tahun 2024 seperti yang dikutip Reuters.

Dia kemudian menambahkan,“Mengapa perekonomian China sangat terpuruk, mengapa Jepang mengalami kesulitan, mengapa Rusia, mengapa India, karena mereka xenofobia. Mereka tidak menginginkan imigran. Imigranlah yang membuat kita kuat.”


Melansir AP, Biden menegaskan bahwa imigranlah yang membuat Amerika kuat. 

"Bukan lelucon. Itu bukan hiperbola, karena kita mempunyai banyak pekerja yang ingin berada di sini dan ingin berkontribusi,” jelasnya

Belum ada reaksi langsung dari pemerintah Jepang atau India. 

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Biden menyampaikan pendapat yang lebih luas tentang sikap AS terhadap imigrasi.

Baca Juga: Tiongkok Isyaratkan Aksi Balas Dendam setelah Biden Tandatangani UU Taiwan dan TikTok

“Sekutu dan mitra kami tahu betul bagaimana Presiden Biden menghargai mereka, persahabatan mereka, kerja sama mereka, dan kemampuan yang mereka bawa ke berbagai spektrum dalam berbagai masalah, tidak hanya terkait keamanan,” kata Kirby pada Kamis pagi ketika ditanya tentang pernyataan xenofobia Biden. 

Reuters melaporkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bulan lalu bahwa setiap negara akan mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, berkisar dari 0,9% di Jepang yang sangat maju hingga 6,8% di negara berkembang di India.

Mereka memperkirakan Amerika Serikat akan tumbuh sebesar 2,7%, sedikit lebih cepat dibandingkan pertumbuhan tahun lalu sebesar 2,5%. Banyak ekonom mengaitkan pertumbuhan yang lebih baik dari prediksi ini karena banyaknya migran yang memperluas angkatan kerja di negara tersebut.

Kekhawatiran mengenai migrasi tidak sesuai aturan telah menjadi isu utama bagi banyak pemilih AS menjelang pemilihan presiden bulan November.

Biden, yang mengecam retorika lawannya dari Partai Republik Donald Trump sebagai anti-imigran, telah berupaya menjalin hubungan ekonomi dan politik yang luas dengan negara-negara termasuk Jepang dan India untuk melawan China dan Rusia secara global.

Baca Juga: AS Janji Selesaikan Dermaga Bantuan Gaza Kurang dari Satu Bulan

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie