KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah generasi milenial di Indonesia cukup besar. Sekitar 84 juta penduduk Indonesi atau 30% dari 271 penduduk RI adalah milenial. Generasi ini sudah akrab dengan gaget dan penggunaan teknologi digital. Potensi pasar milenial ini termasuk menjanjikan. Membidik pasr milenial ini, Sinar Mas Land mengaplikasikan penggunaan virtual tour, virtual expo, media sosial, Key Opinion Leader (KOL) dan e-katalog untuk menangkap pasar digital. Merespons perubahan demografi dan perilaku konsumen properti tersebut, Sinar Mas Land juga mulai menggunakan layanan SAP Customer Data Cloud (CDC) yang terintegrasi dengan marketing cloud dari SAP dan SAP Sales & Service Cloud dan Qualtrics untuk menjalankan pemasaran berbasis data.
Sinar Mas Land mengklaim sebagai perusahaan properti pertama di Indonesia yang menggunakan solusi Customer Relationship Management dari SAP. Upaya ini dilakukan untuk memperhatikan aspek berbasis data sehingga perusahaan dapat berusaha untuk melayani konsumen secara strategis dan tepat.
Baca Juga: Laba bersih Bumi Serpong Damai (BSDE) naik 126,58% di kuartal I-2021 Pada tahun 2020 yang penuh dengan tantangan, Sinar Mas Land mampu menjual 3,100 unit properti, yang terdiri dari segmen residensial atau rumah tapak/ landed house (65%) dan sisanya segmen komersial termasuk apartemen / strata title, ruko dan kavling tanah. Untuk tahun 2021, pengembang memasang angka 8% untuk target pertumbuhan sales mereka. Chief Transformation Officer Sinar Mas Land, Mulyawan Gani menjelaskan bahwa Sinar Mas Land melakukan perencanaan produk sesuai dengan aspirasi konsumen. “Untuk mendapatkan hasil yang optimal, kami sangat terbantu dengan kumpulan data yang diberikan konsumen sehingga kami dapat mendesain produk yang relevan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Jika kita bisa mengenal konsumen kita dengan lebih baik, kita bisa membuka peluang yang lebih besar dan terus terhubung dengan mereka serta memahami preferensi mereka,” ujar Gani dalam siaran pers, Kamis (6/5). Gani menjelaskan bahwa di dunia yang saling terhubung (connected) saat ini, ada beberapa tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan.
Pertama, proses bisnis pengembangan properti yang kompleks. Diperlukan sebuah platform pelibatan konsumen secara end-to-end yang memungkinkan mereka untuk memiliki pengalaman yang dipersonalisasi di seluruh perjalanan konsumen, mulai dari pencarian properti, survey lokasi, melakukan pendaftaran, memesan appointments dengan agen penjualan dan after-sales service.
Kedua, identitas jamak konsumen. Calon pembeli properti saat ini menggunakan berbagai macam channel dan memiliki preferensi yang beraneka ragam dalam interaksinya dengan pengembang.
Hal ini mengakibatkan pengembang untuk memperoleh banyak data yang bisa dikumpulkan namun juga memiliki tantangan sendiri dalam mengolah data tersebut. Kemampuan pengembang untuk mengetahui calon konsumen menjadi sangat penting. Baca Juga:
Sinarmas Land bakal hadirkan Cimory Diaryland di kawasan BSD City Memahami kebutuhan dan identitas calon konsumen secara real-time di seluruh perjalanan konsumen serta menentukan rencana aksi dengan sasaran yang jelas merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar bisa meningkatkan customer experience secara lebih aktif. “Dengan adanya data dan wawasan dari konsumen saat ini maupun calon konsumen baru, kita bisa memprediksi kebutuhan konsumen dan membantu kita untuk berinovasi lebih baik lagi kedepannya,” tutur Gani.
Editor: Noverius Laoli