Bisa dongkrak performa lari, World Athletics larang pelari dunia pakai Nike Vaporfly



KONTAN.CO.ID - LONDON. World Athletics mengumumkan perubahan signifikan peraturan mereka, dengan melarang beberapa varian sepatu lari Nike Vaporfly dipakai dalam lomba kategori elit.

Selain itu, badan pengatur olahraga lari itu memperkenalkan batasan ketat atas pengembangan teknologi untuk setiap sepatu masa depan yang digunakan dalam kompetisi elit.

World Athletics menyatakan, sepatu lari harus memiliki sol yang tidak lebih tebal dari 40 milimeter (mm) dan tidak mengandung lebih dari satu pelat tertanam yang keras.


Baca Juga: Nike Vaporfly sukses bujuk jutaan pelari amatir, ini kisah kontroversinya

Nike Vaporfly yang Eliud Kipchoge pakai saat menorehkan catatan waktu marathon 42,195 kilometer di bawah dua jam berisi tiga lempeng karbon di dalam busa tebal ultra-kompresi. Sepatu ini juga Brigid Kosgei gunakan saat memecahkan rekor dunia maraton wanita.

Peraturan baru World Athletics juga menyatakan, mulai 30 April 2020, sepatu apa pun yang digunakan dalam lomba lari harus sudah tersedia di pasaran untuk umum selama empat bulan sebelum kompetisi bergulir.

"Teknologi baru bisa memberikan keuntungan terhadap performa lari sekaligus meningkatkan kekhawatiran itu dapat mengancam integritas olahraga," kata World Athletics, Jumat (31/1), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Sambut Imlek, Nike rilis Air Max 1 Premium

Editor: S.S. Kurniawan