Bisnis Djarum membesar selepas krisis ekonomi



Pepatah sang pendiri Grup Djarum, Oei Wie Gwan mendapat tempat khusus di kantor pusat PT Djarum yang berada di KS Tubun, Jakarta Barat: Selalu ada jalan keluar... jangan pernah putus asa. Bisa jadi kalimat Oei Wie Gwan inilah yang menjadi bejal dari kedua anaknya: Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, untuk bisa mengembalikan keterpurukan usaha rokok yang sudah dirintis sang ayah.

Pelan namun pasti, kedua kakak beradik ini mulai mengembangkan bisnis rokok, khususnya rokok kretek. Pasar rokok yang besar di Indonesia membuat bisnis Djarum bisa tumbuh dan menjadikannya salah satu pebisnis rokok terbesar di Tanah Air. KONTAN mencatat, tahun lalu, Djarum menggenggam 20% pangsa pasar rokok nasional.

Hasil dari melinting dan meracik produk rokok ini membuat Djarum bisa lebih leluasa mengembangkan bisnis di luar ranah rokok. Di bisnis elektronik, Djarum mencoba  peruntungan di bisnis tersebut dengan mengibarkan merek dagang Polytron. Sempat turun naik, produk Polytron, terutama televisi warna hemat energi dan produk audio sempat menguasai pasar nasional di era 1980-an, bahkan sampai sekarang.


Keinginan Djarum untuk lebih ekspansif di luar rokok semakin menjadi. Meski saat krisis ekonomi 1998 hampir seluruh perusahaan kakap terpuruk, pebisnis rokok termasuk Djarum, masih bisa mengepulkan asap.

Editor: Rizki Caturini