KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pengembangan vaksin kembali menjadi perbincangan hangat menyusul adanya program pengembangan vaksin virus corona (covid-19) oleh pemerintah. Meski begitu, nampaknya hambatan masuk pasar alias barriers to entry yang cukup tinggi membuat bidang usaha vaksin secara umum belum banyak dilirik oleh pemain industri farmasi. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi), Dorojatun Sanusi mengatakan, upaya pengembangan suatu vaksin membutuhkan keahlian dan teknologi khusus memakan waktu yang tidak sebentar, yakni bisa mencapai beberapa tahun. Tidak hanya itu, bisnis vaksin juga memerlukan investasi yang tidak sedikit. Maklum, bisnis vaksin membutuhkan sarana dan prasarana dengan standar kesehatan yang khusus. Hal ini tidak hanya berlaku pada proses produksi, namun juga pada proses distribusi.
Bisnis vaksin memiliki barriers to entry tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pengembangan vaksin kembali menjadi perbincangan hangat menyusul adanya program pengembangan vaksin virus corona (covid-19) oleh pemerintah. Meski begitu, nampaknya hambatan masuk pasar alias barriers to entry yang cukup tinggi membuat bidang usaha vaksin secara umum belum banyak dilirik oleh pemain industri farmasi. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi), Dorojatun Sanusi mengatakan, upaya pengembangan suatu vaksin membutuhkan keahlian dan teknologi khusus memakan waktu yang tidak sebentar, yakni bisa mencapai beberapa tahun. Tidak hanya itu, bisnis vaksin juga memerlukan investasi yang tidak sedikit. Maklum, bisnis vaksin membutuhkan sarana dan prasarana dengan standar kesehatan yang khusus. Hal ini tidak hanya berlaku pada proses produksi, namun juga pada proses distribusi.