Blak-blakan, Robert Kiyosaki Sebut Penabung Adalah Orang yang Kalah



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Robert Kiyosaki, penulis ternama buku Rich Dad, Poor Dad, mengungkapkan secara blak-blakan bahwa dirinya bukanlah orang yang gemar menyimpan uang di bank alias penabung. 

Bahkan, dia menciptakan ungkapan "penabung adalah pecundang".  Pecundang adalah orang yang kalah.

Mengapa Kiyosaki mengatakan penabung adalah pecundang?


Beberapa orang berpikir bahwa istilah "menabung" dan "berinvestasi" kira-kira memiliki arti yang sama. Tapi ketika Kiyosaki berbicara tentang penabung, dia mengacu pada orang yang menyimpan uangnya di bank -- bukan mereka yang menginvestasikan uangnya.

Dijelaskan, rekening tabungan hanya dapat menghasilkan bunga paling banyak beberapa persen saja. Secara historis, uang yang diinvestasikan di pasar saham dapat menghasilkan pengembalian yang jauh lebih tinggi. Peringatannya adalah bahwa tidak ada jaminan dalam hal investasi, yang bisa naik dan turun.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Sebut Resesi Global Sudah Dimulai, Peringatkan Pendaratan yang Kasar

Kiyosaki pernah menuliskan tweet yang kontroversial. Bunyinya seperti ini: 

"PENABUNG ADALAH PECUNDANG. 25 tahun yang lalu, di RICH DAD MISKIN DAD saya menyatakan penabung adalah pecundang. Hari ini, utang AS mencapai 100 triliun triliun. INFLASI NYATA adalah 16% bukan 7%. Fed menaikkan suku bunga akan menghancurkan ekonomi AS. Penabung akan menjadi pecundang terbesar. Berinvestasi dalam UANG NYATA. Emas, perak & Bitcoin."

Mengutip ethereumworldnews, di akun Twitter resminya @therealkiyosaki, dia yakin “penabung adalah pecundang.” 

Ungkapan tersebut juga dia digunakan dalam buku investasinya Rich Dad Poor Dad, di mana kebiasaan ayah miskin adalah menabung. 

“Satu dolar yang ditabung adalah satu dolar yang diperoleh,” katanya.

Menurut Kiyosaki, ayah miskin tak menyadari bahwa setelah tahun 1971 dolarnya bukan lagi uang. Sejak Richard Nixon mengubah aturan uang pada tahun 1971, dolar berhenti menjadi uang dan menjadi mata uang.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Jagokan Emas dan Perak di 2023, Seperti Apa Ramalannya?

Melansir The Motley Fool, berikut penjelasan mengenai pernyataan Kiyosaki tersebut:

1. Inflasi riil vs inflasi resmi

Inflasi terjadi atas beberapa faktor. Tetapi tahukah Anda bahwa ada berbagai cara untuk mengukur inflasi? 

Tidak hanya kebiasaan belanja orang yang sangat bervariasi, kualitas produk pun bisa berubah. Hal ini membuat sulit untuk membandingkan suka dengan suka dan mengetahui berapa harga yang berubah. 

Akibatnya, beberapa ekonom mengukur kenaikan harga secara berbeda dan berpendapat bahwa inflasi bahkan lebih tinggi. Oleh karena itu Kiyosaki menegaskan bahwa "inflasi riil" sebenarnya adalah 16%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie