BMKG: Gelombang tinggi laut selatan mulai menurun



YOGYAKARTA. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tinggi gelombang di perairan laut selatan sudah mulai menurun, sehingga aman bagi nelayan untuk kembali melaut.

"Untuk sekarang sudah lumayan aman untuk nelayan dibanding hari sebelumnya, meski tetap harus waspada mengingat dinamika atmosfer dan laut selalu berubah-ubah, kata Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Joko Budiono di Yogyakarta, Senin (13/6).

Menurut Joko sesuai pemantauan Pos Klimatologi, tinggi elombang laut pada Senin (13/6) berkisar antara 1,0-2,5 meter. Sementara sepekan sebelumnya rata-rata tinggi gelombang mencapai 2,5-4 meter.


Penurunan tinggi gelombang tersebut, disebabkan kecepatan angin di sebelah barat daya Australia yang menjadi pemicu angin timuran menurun drastis dari 10-20 knots menjadi 5 knots. "Kecepatan angin timuran sudah mulai punah," kata dia.

Meski demikian, menurut Joko tinggi gelombang di perairan laut selatan DIY masih berpotensi meningkat kembali, mengingat siklus klimatologi selama 10 tahun terakhir, tinggi gelombang laut selatan selalu meningkat pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.

"Sehingga sampai bulan Agustus tinggi gelombang masih berpotensi terjadi," ucap Joko.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo mengatakan saat ini nelayan di Bantul, Gunung Kidul, maupun Kulon Progo sebagian besar belum berani melaut meski kondisi gelombang sudah nisbi aman.

"Memang untuk kapal-kepal besar sudah ada yang mulai melaut, namun untuk sebagian besar kapal tempel (berukuran kecil) masih belum melaut," ujar Suwarman.

Editor: Yudho Winarto