BUMN berupaya meningkatkan permodalan untuk pengembangan usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berupaya meningkatkan permodalan untuk pengembangan usaha. Sejumlah subholding BUMN atau anak usaha perusahaan plat merah sedang mengkaji opsi pendanaan, termasuk melalui bursa saham.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengamini, penawaran saham alias Initial Public Offering (IPO) menjadi salah satu opsi yang tengah dikaji. Selain IPO, Sovereign Wealth Fund (SWF) melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) juga menjadi pilihan yang sedang dipertimbangkan.

"Upaya peningkatan permodalan anak usaha dan subholding BUMN sejalan dengan pengembangan usaha. Bisa dilakukan melalui IPO ataupun melalui INA/LPI," kata Pahala kepada Kontan.co.id, Senin (22/3).


Dia pun menyebutkan beberapa BUMN yang ada dalam pipeline untuk mencari pendanaan melalui IPO atau lewat INA/LPI. Pertama, subholding Pertamina, termasuk pengembangan aset-aset geotermal (panas bumi). Kedua, anak usaha dari Krakatau Steel.

Baca Juga: Ada SWF, ekonom INDEF ingatkan akan hal ini

Perusahaan ketiga yang sedang mengkaji opsi pendanaan adalah Pupuk Kaltim. Sebagai informasi, anggota dari Pupuk Indonesia grup ini memang membutuhkan dana jumbo, hingga US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,9 triliun untuk melakukan ekspansi bisnis lewat beberapa proyek strategis dalam lima tahun ke depan. "Kami juga sedang melihat kemungkinan Kimia Farma untuk memperkuat struktur permodalan," sebut Pahala.

Sayangnya dia masih belum membeberkan BUMN mana saja yang akan jadi melantai di bursa (IPO), dan mana saja yang akan mencari dana lewat INA-LPI. Pahala pun belum menjelaskan detail tahapan atau progres pembahasan terkait opsi-opsi tersebut. "IPO atau sumber pendanaan melalui LPI/INA," imbuhnya.

Selain anak perusahaan BUMN yang disebutkan di atas, sejauh ini ada sejumlah anak perusahaan plat merah lain yang dikabarkan akan melakukan IPO. Sebut saja PT Wika Realty yang dikabarkan bakal IPO setelah menjadi induk BUMN perhotelan, serta PT Wika Bitumen sebagai anak usaha di bisnis downstrem dan produsen aspal.

Editor: Handoyo .