Bursa Senin (28/6) akan dimulai, ini rekomendasi saham produsen teknologi PTSN & ATIC



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) segera membuka transaksi saham edisi hari Senin 28 Juni 2021. Sebelum melakukan transaksi saham, simak rekomendasi dari analis untuk meraih cuan pada trading hari ini.

Saham yang menjadi rekomendasi para analis kali ini berasal dari emiten produsen teknologi. Beberapa saham emiten produsen teknologi mengalami kenaikan cukup signifikan dalam sepekan terakhir.

Misalnya saja ada saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) yang melesat dalam 28,33% dalam sepekan terakhir dan  PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) yang naik hingga 24,86% dalam seminggu.


 

ATIC Chart by TradingView

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, sikap spekulatif pasar dan minat yang tinggi terhadap sektor teknologi membuat saham-saham tersebut naik pesat.

Ke depannya, ia memandang kedua saham tersebut masih memiliki potensi untuk kembali naik. Hanya saja kenaikan tersebut cenderung terbatas minimal di 5%-10%. "Tapi bisa lebih lagi karena sikap panic buying para spekulan atau memang secara valuasi masih ada yang murah dibandingkan sesama industri yang sama," jelasnya, Minggu (27/6).

Baca Juga: Industri nikel masih penuh sentimen, simak rekomendasi sahamnya

Meski demikian, ia bilang jika tetap masuk saham-saham teknologi yang sudah tinggi sangat beresiko apabila tanpa diikuti fundamental perusahaan yang bagus. Pasalnya, secara valuasi untuk saham-saham yang naik signifikan sudah terbilang mahal dan beresiko turun melebihi potensi kenaikan saat ini.

Secara keseluruhan, Sukarno memandang saham-saham emiten produsen teknologi masih memiliki prospek yang baik. Dari emitennya sendiri beberapa memiliki rasio cash yang tinggi dan rasio DER yang rendah.

"Jadi ada potensi untuk meningkatkan kinerjanya dengan kondisi tersebut. Tapi kembali lagi, saat ini valuasi harganya sudah tinggi sekali," tambahnya.

Dari sejumlah saham teknologi, Sukarno menilai saham GLVA memiliki prospek yang bagus karena dari pihak emiten juga optimis bisa memacu kinerja. Adapun secara valuasinya masih terbilang rendah dengan PBV di 2 kali.

Editor: Adi Wikanto