Cari pendanaan, PLTS Cirata targetkan financial closing kelar pada Mei 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata yang dilakukan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak usaha PT PLN (Persero) terus digenjot. Terlebih, ini akan menjadi salah satu PLTS terbesar di dunia.

Sekretaris Perusahaan PJB Muhammad Bardan mengungkapkan, konsorsium PLTS Cirata terus melanjutkan tahapan proyek sesuai dengan koridor waktu yang sudah disepakati dengan pihak pembeli. Kata dia, hal tersebut dikerjakan sembari mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19.

Saat ini proyek PLTS Cirata sedang dalam tahap memenuhi persyaratan untuk tercapainya pendanaan atau Financial Closing (FC). "Saat ini sedang negosiasi insentif pendanaan dengan potensial lender. Targetnya financial close Mei 2021," kata Bardan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/8).


Baca Juga: Pengembangan EBT masih minim, begini strategi PLN capai target

Konsorsium PLTS Cirata merupakan kerjasama antara PJB melalui anak usahanya, PT PJB Investasi dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar. PJB Investasi memiliki porsi saham sebesar 51% sedangkan 49% sisanya dimiliki Masdar. Adapun investasi untuk proyek PLTS terapung berkapasitas 145 MWAc ini mencapai Rp 1,8 triliun.

Setelah pendanaan terkumpul, sambung Bardan, proyek PLTS Cirata akan memulai tahap konstruksi atau Engineering Procurement Construction (EPC). Menurut dia, konstruksi akan dikerjakan secara sekaligus yang rencananya dimulai setelah Mei 2021.

Periode EPC dijadwalkan berlangsung selama 18 bulan sehingga diproyeksikan rampung pada November 2022 dan bisa beroperasi komersial atau Commercial Operating Date (COD).

"(Setelah beroperasi) listrik dari proyek PLTS ini akan disalurkan ke dalam Gardu Induk 150 kV Cirata," imbuh Bardan.

Editor: Anna Suci Perwitasari