Catat, ini tujuh kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko jantung rusak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyakit jantung masih menjadi permasalahan global, termasuk di Tanah Air. Menurut berita dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia.

Untunglah ada banyak cara menjaga kesehatan jantung, yang bahkan bisa dilakukan dengan menyenangkan. Misalnya tertawa, menari, bahkan bermain sepatu roda. Selain itu, hindari pula beberapa kebiasaan yang membuat jantung rusak.

Sejumlah kebiasaan berikut ini, bisa meningkatkan risiko jantung rusak. Kebiasaan tersebut, juga mungkin tak terlalu kita sadari karena terlihat sepele.


1. Duduk sepanjang hari

American Heart Association (AHA) mengungkapkan, orang yang tidak aktif bergerak dan hanya duduk selama 5 jam atau lebih dalam sehari, memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita penyakit jantung. Tentunya, hal ini sering terjadi pada para pekerja.

Apabila profesi kita menuntut untuk duduk di depan komputer sepanjang hari, luangkan waktu untuk bergerak atau berjalan selama lima menit, setiap jamnya. Langkah kecil ini bisa membuat pembuluh darah menjadi lebih fleksibel, serta melancarkan peredaran darah.

Baca Juga: Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen

2. Tidak menjaga kebersihan mulut

Membiarkan rongga mulut tidak bersih, merupakan contoh kebiasaan yang tidak baik. Selain meningkatkan risiko gigi berlubang, tidak menjaga kebersihan gigi juga membuat jantung rusak. Beberapa penelitian telah membuktikan hal ini.

Salah satunya, sebuah studi yang dimuat dalam International Scholarly Research Notices. Penelitian tersebut mengungkapkan, bakteri penyebab penyakit gusi, memicu peradangan di tubuh. Peradangan di tubuh telah dihubung-hubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

3. Terlalu banyak mengonsumsi garam

Garam mengandung mineral makro natrium dan klorida, yang memiliki peran tertentu untuk tubuh. Walau begitu, asupan garam yang terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Seperti yang kita tahu, tekanan darah memicu berbagai penyakit pada jantung. Selain dengan memperhatikan jumlah sendok garam yang masuk ke masakan, perhatikan pula informasi nilai gizi, yang tertera di bungkus makanan kemasan.

Mengurangi makanan berproses, tentunya juga menjadi hal yang bisa kita lakukan. American Heart Association merekomendasikan asupan garam, tidak lebih dari 1.500 mg dalam satu hari.

Baca Juga: Penumpang kena serangan jantung, Garuda mendarat darurat di Australia Penumpang kena serangan jantung, Garuda mendarat darurat di Australia

4. Tidak mengendalikan stres

Stres yang tidak dikendalikan, membuat tubuh melepaskan hormon adrenalin. Produksi hormon tersebut dapat memengaruhi fungsi tubuh dengan sementara. Kondisi tersebut, termasuk denyut jantung dan tekanan darah yang meningkat. Apabila terus dibiarkan, terlalu sering stres dapat merusak pembuluh darah, serta meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kita dapat melakukan beberapa kegiatan, untuk mengendalikan stres. Misalnya, dengan curhat bersama teman dekat, berolahraga, serta menjadwalkan aktivitas yang harus dilakukan.

Editor: Wahyu T.Rahmawati