China Naikkan Batas Usia Pensiun, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China secara bertahap akan menaikkan usia pensiun wajib, yang saat ini termasuk yang terendah di dunia. 

Kebijakan ini memungkinkan warga China untuk bekerja lebih lama. Pemerintah China mengambil langkah ini sebagai upaya untuk mengurangi tekanan besar pada anggaran pensiun, di mana banyak provinsi di negara tersebut yang sudah mengalami defisit.

Melansir Reuters, reformasi ini sangat mendesak. Pasalnya, harapan hidup di China meningkat menjadi 78 tahun pada 2021 dari sekitar 44 tahun pada 1960, melampaui Amerika Serikat. Bahkan diproyeksikan harapan hidup melebihi 80 tahun pada 2050.


Pengumuman pada hari Minggu ini muncul dalam dokumen kebijakan kunci yang juga mengeluarkan rencana untuk memperkuat strategi mengatasi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, yang turun untuk tahun kedua berturut-turut pada 2023, dan diperkirakan akan terus menurun selama beberapa dekade.

"Sesuai dengan prinsip partisipasi sukarela dengan fleksibilitas yang sesuai, kami akan mendorong reformasi untuk secara bertahap menaikkan usia pensiun wajib secara hati-hati dan teratur," kata pihak berwenang.

Reformasi yang diuraikan dalam dokumen tersebut diharapkan selesai pada 2029, tambah mereka.

Baca Juga: Ekonomi China Diramal Tidak Akan Mampu Salip Ekonomi AS hingga Tahun 2080

Usia pensiun saat ini adalah 60 tahun untuk pria, yang lima hingga enam tahun lebih rendah daripada di sebagian besar ekonomi maju. Sementara untuk wanita pekerja kantoran adalah 55 tahun, dan 50 tahun untuk wanita yang bekerja di pabrik.

Para pembuat kebijakan mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk menaikkan usia pensiun. Akan tetapi perubahan ini akan menjadi pertama kalinya dalam dua tahun terakhir di mana para pekerja dapat memilih untuk terus bekerja.

Otoritas kesehatan nasional China memperkirakan kelompok usia 60 tahun ke atas akan meningkat dari 280 juta menjadi lebih dari 400 juta pada 2035, setara dengan seluruh populasi Inggris dan Amerika Serikat saat ini jika digabungkan.

Baca Juga: China Rilis Proyek Budaya Pernikahan & Melahirkan Era Baru, Seperti Apa?

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie