China tuding AS sebar kepanikan virus corona, tapi akhirnya terima bantuan Washington



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Akhirnya, China setuju untuk mengizinkan pakar kesehatan AS masuk ke negara itu sebagai bagian dari upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu memerangi wabah virus corona yang menyebar cepat. Hal ini tetap dilakukan kendati China menuduh Amerika Serikat menyebarkan kepanikan atas penyakit flu ganas itu dengan pembatasan perjalanan dan evakuasi.

"China telah menerima tawaran Amerika Serikat untuk memasukkan sekelompok ahli ke dalam misi WHO ke China untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara dan memerangi virus," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere seperti yang dilansir Reuters.

Sebelumnya, China menuduh Amerika Serikat menyebarkan ketakutan dengan menarik warganya keluar dari China dan membatasi perjalanan.


"Washington secara tak henti-hentinya memproduksi dan menyebarkan kepanikan," juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan kepada wartawan. Padahal, lanjutnya, WHO telah menyarankan agar perdagangan dan pembatasan perjalanan tidak dibatasi.

Baca Juga: Kominfo catat ada 54 hoaks virus corona, berikut daftarnya

"Justru negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan kapabilitas dan fasilitas pencegahan epidemi yang kuat yang telah memimpin dalam memaksakan pembatasan berlebihan yang bertentangan dengan rekomendasi WHO," katanya.

Akan tetapi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) membela langkah-langkah yang diambil oleh Amerika Serikat, termasuk menangguhkan masuknya warga negara asing yang telah mengunjungi China dalam 14 hari terakhir.

Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 19.726 , mati 425, sembuh 624 (4/2 - 06:55 WIB)

“Kami membuat keputusan yang agresif di depan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bahwa tindakan sekarang memiliki potensi terbesar untuk memperlambat penyebaran virus ini. Itulah teorinya di sini,” kata Nancy Messonnier, direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC. CDC mencatat, sudah ada sekitar 17.000 kasus virus yang penduduknya tidak memiliki kekebalan.

Asal tahu saja, jumlah korban tewas di China dari virus yang baru diidentifikasi, yang ditemukan di kota Wuhan, naik menjadi 361 pada hari Minggu, atau bertambah 57 orang dari hari sebelumnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie