KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah mengakhiri relaksasi diskon 100% Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil berkubikasi 1.500 cc. Terhitung per 1 September 2021 sampai Desember, diskon yang diberikan turun menjadi 25%. 

Regulasi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31/PMK.010/2021 tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021. 

Diketahui, hingga akhir Agustus insentif yang diberikan terhadap kendaran bermotor terkait ialah sebesar 50%. Kini, berkurang setengahnya menjadi 25% dan 12,5% untuk penggerak 4x4. 

Dengan demikian, harga mobil yang sebelumnya terpangkas hingga puluhan juta, mulai kembali naik pada bulan ini. 

Baca Juga: Mobil Toyota ini masih dapat diskon PPnBM, cek daftar harganya

Salah satu yang sudah mengumumkan perubahan harga terhadap jajaran produknya adalah PT Toyota Astra Motor (TAM). Berdasarkan informasi yang Kompas.com dapatkan, kenaikan harganya cukup lumayan, mulai dari Rp 9 juta hingga Rp 45 juta. 

“Sudah keluar harga per September 2021. Kenaikannya mulai dari Rp 9 juta sampai Rp 45 juta. Paling tinggi di Vios,” ucap salah satu pramuniaga Toyota di Jakarta Pusat kepada Kompas.com, Rabu (1/9/2021). 

Vios menjadi satu-satunya mobil sedan yang bisa menikmati relaksasi PPnBM. Kenaikan mobil ini mulai dari Rp 45 jutaan sampai Rp 49 jutaan. Sehingga untuk tipe E M/T yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp 254,1 juta, kini menjadi Rp 299,5 juta.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham sektor otomotif jelang masa berlaku diskon PPnBM 100% habis

Untuk LMPV sejuta umat Toyota Avanza mengalami kenaikan harga mulai dari Rp 9 juta sampai Rp 12 jutaan. Seperti contoh untuk tipe 1.3 G M/T yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp 206,7 juta, kini menjadi Rp 217,5 juta. 

Toyota Rush turut mengalami kenaikan harga Rp 13 juta sampai Rp 14 jutaan. Seperti contoh untuk tipe 1.5 G M/T yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp 265,9 juta, kini naik menjadi Rp 281,2 juta.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie