Dana kelolaan reksadana kembali turun pada Februari 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana turun pada bulan Februari 2021 lalu.

Berdasarkan data dari Infovesta Utama, AUM industri reksadana tercatat turun dari Rp 592,79 triliun di Januari 2021 menjadi Rp 589,58 triliun atau turun sebesar 0,54%. Dengan penurunan ini, maka AUM industri reksadana sudah terkoresi dalam dua bulan berturut-turut.

Infovesta Utama, dalam riset mingguannya yang dikeluarkan pada Senin (15/3) menyebutkan, penurunan dana kelolaan seiring dengan turunnya jumlah unit penyertaan (UP) industri reksadana, yakni sebesar 1,67%.


Baca Juga: Mandiri Manajemen Investasi bidik dana kelolaan Rp 73 triliun pada 2021

Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaan (UP) masing-masing jenis reksadana hingga Februari 2021:

Jenis Reksadana

AUM (%)

AUM (Rp triliun)

UP (%)

UP (juta)

Reksadana Indeks

2,21

0,22

-0,97

-103,63

Reksadana Pendapatan Tetap

1,87

2,61

3,61

3.040,91

Reksadana Saham

1,58

2,14

-3,35

-3.174,98

Reksadana ETF

1,44

0,22

-0,97

-198,61

Reksadana DIRE + KIK EBA

0,27

0,06

0,00

0,00

Reksadana Terproteksi

-0,10

-0,14

-0,33

-438,45

Reksadana Campuran

-1,34

-0,35

-3,46

-711,63

Reksadana Pasar Uang

-7,85

-7.97

-8,40

-6.223,30

Pada tabel di atas terlihat bahwa industri reksadana di bulan Februari 2021 mencatatkan penurunan pada minat investor yang tercermin melalui penurunan unit penyertaan pada sebagian besar jenis reksadana.

Infovesta Utama menyebut, penurunan unit penyertaan terbesar terjadi pada reksadana pasar uang sebesar 8,40% sehingga turut menekan kinerja AUM sebesar 7,85%. Di lain sisi, reksadana pendapatan tetap justru merupakan satu-satunya jenis reksadana yang mencatatkan kenaikan unit penyertaan.

“Hal demikian disebabkan pada bulan Februari lalu, Bank Indonesia (BI) kembali memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 3,50% sehingga menjadi sentimen positif bagi investor terhadap instrumen berbasis pendapatan tetap.,” tulis Infovesta Utama dalam laporannya.

Baca Juga: Investor institusi bisa menggairahkan pasar uang Indonesia

Editor: Khomarul Hidayat