KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku industri manufaktur mulai resah dengan keadaan kurs rupiah terhadap dolar yang makin melemah. Pasalnya, tidak semua bahan baku bisa dipenuhi dari dalam negeri sehingga mau tidak mau pelaku industri harus merogoh kocek lebih dalam untuk impor. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman se-Indonesia (Gapmmi) sampai rela keuntungan tergerus untuk menutupi beban bahan baku yang makin membengkak. Adhi S Lukman, Ketua Umum Gapmmi menjelaskan sementara ini pelaku industri makanan masih menggunakan acuan kurs normal. Baca Juga: Pertamina: Pelemahan rupiah belum berdampak ke perubahan harga BBM
Dari industri makanan-minuman sampai mainan resah dengan pelemahan rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku industri manufaktur mulai resah dengan keadaan kurs rupiah terhadap dolar yang makin melemah. Pasalnya, tidak semua bahan baku bisa dipenuhi dari dalam negeri sehingga mau tidak mau pelaku industri harus merogoh kocek lebih dalam untuk impor. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman se-Indonesia (Gapmmi) sampai rela keuntungan tergerus untuk menutupi beban bahan baku yang makin membengkak. Adhi S Lukman, Ketua Umum Gapmmi menjelaskan sementara ini pelaku industri makanan masih menggunakan acuan kurs normal. Baca Juga: Pertamina: Pelemahan rupiah belum berdampak ke perubahan harga BBM