KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (D
VLA) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar Rp 1,83 triliun, meningkat tipis +1%, dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,81 triliun. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 12% pada penjualan Consumer Health dan 3% pada penjualan Obat Resep. Meski sebaliknya, industri farmasi yang sebagian besar terkena dampak pandemi, mencatatkan kontraksi -7,4% (IQVIA, Des. 2020).
Perusahaan juga berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp932 miliar pada 2020 dibandingkan Rp973 miliar pada 2019, sebagian besar disebabkan oleh penurunan segmen Toll Manufacturing dan Ekspor. Hal ini terungkap dalam RUPST dan Paparan Publik Darya-Varia pada Selasa, 15 Juni 2021.
Baca Juga: Laba bersih Darya Varia (DVLA) melorot 26,92% di tahun lalu Disebutkan juga, bisnis Toll Manufacturing dan Ekspor Perseroan menghadapi tantangan luar biasa di tahun 2020 akibat Covid-19 yang menyebabkan terganggunya rantai pasokan dan permintaan global. "Penurunan dalam bisnis pihak ketiga selama pandemi didorong oleh permintaan obat resep yang lebih rendah yang mana juga berpengaruh pada bisnis dari prinsipal kami," kata Widya Olivia Tobing Corporate Secretary DVL dalam keterangan resminya, Kamis(17/6).
Kinerja ini sebagian disebabkan oleh berkurangnya jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit. Sementara itu, pada Q1 2021 sales untuk toll manufacturing dan ekspor ke pihak ketiga hanya mengalami sedikit penurunan sebesar -4% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu (sebelum pandemi covid-19), namun Darya -Varia sudah menunjukkan tren positif untuk YTD Mei 2021, tumbuh sebesar 16%. Ketika pasar produk obat resep diindustri farmasi menyusut sebesar -9,8% di 2020 dan total pangsa pasar menurun ke tingkat yang sama seperti di 2016, bisnis obat resep Darya-Varia mampu tumbuh sebesar 3% di 2020.
Editor: Yudho Winarto