Data Johns Hopkins: Kasus virus corona global melampaui 1 juta kasus



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Data yang dihimpun salah satu universitas AS menunjukkan, kasus virus corona global sudah melampaui 1 juta kasus pada hari Kamis (2/4/2020), dengan lebih dari 51.000 kematian. Pandemi itu meledak di Amerika Serikat dan jumlah kematian meningkat di Spanyol dan Italia.

Menurut para peneliti di Pusat Sains dan Teknik Sistem di Universitas Johns Hopkins seperti yang dilansir Reuters, Italia mencatatkan jumlah kematian terbesar dengan mencapai lebih dari 13.900 kasus, baru kemudian diikuti oleh Spanyol. Amerika Serikat memiliki kasus tertinggi yang paling dikonfirmasi dari negara mana pun, dengan lebih dari 235.000 kasus.

Sejak virus ini pertama kali merebak di Tiongkok pada akhir tahun lalu, pandemi ini telah menyebar ke seluruh dunia. Hal mendorong pemerintah global untuk menutup bisnis, maskapai penerbangan darat dan memerintahkan ratusan juta orang untuk tinggal di rumah dengan tujuan mencoba memperlambat penularan.


Baca Juga: Awas, orang bisa menularkan virus corona tiga hari sebelum gejala

Johns Hopkins di Baltimore mengatakan, lebih dari 200.000 orang telah pulih dari penyakit ini. Sementara di Tiongkok, jumlah mereka yang pulih mencapai lebih dari 75.000 orang.

Di tengah langkah-langkah pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang ekonomi yang hancur akibat wabah, klaim pengangguran mingguan AS melonjak ke level rekor sebanyak 6,6 juta. Angka itu naik dua kali lipat rekor dari minggu sebelumnya. 

Baca Juga: Momen langka: Palestina dan Israel bersatu mengatasi wabah virus corona

Hal ini memperkuat pandangan ekonom bahwa ledakan lapangan kerja terpanjang dalam sejarah AS mungkin berakhir pada bulan Maret, dan bahwa klaim diperkirakan akan meningkat lebih lanjut.

Rumah sakit New York City tampak kewalahan dan berada di bawah tekanan pada hari Kamis. Mereka berjuang untuk mengobati atau mengubur korban. Sebelumnya, Gubernur New York Andrew Cuomo memprediksi kondisi suram bahwa seluruh negara akan segera menghadapi kesengsaraan yang sama.

Baca Juga: Ekonomi global akan terkontraksi 2,2%, RI diramal selamat dari jurang resesi

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie