Demo Hong Kong berlanjut, polisi menembakkan gas air mata di sekitar Kowloon



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran anti-pemerintah pada hari Sabtu (10/8) dan menyebabkan wisatawan melarikan diri dari Kowloon. Para demonstran berkumpul kembali di tempat lain selama akhir pekan yang tegang, panas dan bergolak.

Berminggu-minggu protes yang semakin keras menyebabkan Hong Kong berada dalam krisis politik terbesar selama beberapa dekade. Ini merupakan serius bagi pemerintah pusat China.

Pada hari Sabtu, para aktivis berdemonstrasi di seluruh kota, dengan ribuan orang menduduki ruang kedatangan bandara untuk hari kedua. Sementara di tempat lain polisi menunjukkan keinginan baru untuk dengan cepat dan paksa membersihkan mereka dari jalanan.


Baca Juga: Bikin heboh lagi, Donald Trump tidak siap membuat deal perdagangan dengan China

Gas air mata digunakan tanpa banyak peringatan tak lama setelah beberapa ratus aktivis yang berbaris melalui Tai Po, di utara wilayah itu, telah membarikade persimpangan di lingkungan Tai Wai menjelang malam hari. Para demonstran bubar akibat asap yang juga memenuhi stasiun kereta.

Kemudian para demonstran muncul lagi di Kowloon, sebuah distrik kota besar di sisi daratan pelabuhan Hong Kong. Polisi pun melepaskan tembakan gas lagi dari kantor polisi Tsim Sha Tsui. Para turis di sekitar lokasi tersebut berlarian sambil berlinangan air mata akibat efek gas.

Sejumlah bentrok lain pun terjadi. Para pengunjuk rasa yang mengenakan helm dan topeng mulai mundur ketika polisi menembakkan gas atau maju dengan perisai dan pentungan.

Toko-toko mewah terperangkap dalam protes. Sejumlah pembeli bahkan mengambil gambar polisi anti huru hara, sementara yang lain mengejek para petugas.

Baca Juga: Ribuan demonstran padati terminal kedatangan Bandara Hong Hong

"Jika pemerintah berpikir kami akan menyerah dan tidak keluar lagi, mereka salah," kata Chris Wong, mahasiswa berusia 20, di Tai Po.

"Carrie Lam sekarang menyebarkan kebohongan dan menyalahkan kami karena menghancurkan ekonomi Hong Kong. Tapi dialah yang menghancurkan Hong Kong," kata dia.

Editor: Wahyu T.Rahmawati